'Karomah' Syekh Maulana Syamsuddin, Kapal dari Pantai Widuri Pemalang ke Jakarta Hanya 1 Jam Perjalanan

- 19 Agustus 2023, 08:14 WIB
Prof Ahmad Rofiq dan KH Isdianto Isman ziarah atau mengunjungi makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Prof Ahmad Rofiq dan KH Isdianto Isman ziarah atau mengunjungi makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. /Ali A/

BANJARNEGARAKU.COM - Salah satu karomah Syekh Maulana Syamsuddin, adalah bisa membawa lanju kapal layar pedagang dari Pantai Widuri Pemalang ke Batavia, Jakarta hanya dalam waktu 1 jam perjalanan.

Ingin tahu kisah selanjutnya, baca sampai akhir ya. 

Alhamdulillah Jumat, 18 Agustus 2023 sore, di hari yang baik, berkesempatan ziarah atau mengunjungi makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syekh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri, Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.


Syekh Maulana Syamsudin Memiliki Nama lengkap Sayyid Hasan Syamsudin bin Awwad Al Alawi.

Beliau dilahirkan pada sekitar tahun 1700 M atau 1100 H, dari keluarga santri, pejuang, dan negarawan.

Nasab beliau Sayyid Hasan Syamsuddin bin Sayyid Awwad bin Sayyid Hasan bin Al Imam Idrus bin Al Imam Muhammad bin Al Imam Hasan bin Al Imam Yahya Ba'alwi bin Al Imam Hasan Al Ahmar bin Al Imam Ali Al Annaz bin Al Imam Alwi Annasiq bin Al Imam Muhammad Mauladdaweleh bin Al Imam Ali Maula Darrak bin Al Imam Alwi Al Ghayur bin Al Imam Muhammad Al Faqih Muqoddam hingga bersambung sampai Ke Sayyidah Fathimah binti Rosul dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Baca Juga: Bawaslu Umumkan Anggota Bawaslu Terpilih di 35 Kabupatanen Kota se Jawa Tengah, Berikut Daftar Lengkapnya

Menurut laman laduni.id, beliau adalah sosok ulama yang memiliki wawasan keilmuan agama yang sangat dalam dan luas.

Mencakup berbagai bidang ilmu baik itu tafsir, hadist, fiqih maupun tasawuf, sehingga dengan keluasan ilmunya itu bagai mentari agama yg menyinari dunia (Syamsuddin).

Peziarah di makam Syekh “Jogo segoro” ini cukup banyak, meskipun saya berombongan dalam satu bus dengan sebagian besar pengurus Dewan Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, yang akan dikukuhkan oleh Gubernur Jawa Tengah di Halaman Pendopo Kabupaten Brebes.

Pengurus MAJT yang akan dikukuhkan, juga mendapat kehormatan untuk mengikuti Upacara Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Tengah, yang biasanya dirayakan pada tanggal 15 Agustus berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1950, Jateng kini memakai UU 11 Tahun 2023 sebagai landasan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah ke-78.

Baca Juga: Semarak! 16 Talent Day Ramaikan Karnaval HUT ke-78 RI dan Musycab Muhammadiyah Aisyah Gombong

Wagub Jateng Gus Yasin mengatakan, perubahan ini, karena Provinsi Jawa Tengah, lahir bersama-sama dengan lahirnya NKRI.

Menurutnya, momen ini dapat dijadikan titik tolak menebalkan semangat membangun bangsa.

Diharapkan, pemilihan Kabupaten Brebes sebagai tempat peringatan HUT Provinsi Jawa Tengah, karena “Kami juga ingin memberi inspirasi bagi UMKM dan warga Brebes, bahwa produk mereka layak jual dan optimis hal itu bisa menjadikan warga lepas dari kemiskinan,” ujarnya.

Pada rangkaian acara tersebut, juga diresmikan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Halal, yang direncanakan menjadi terbesar se-Jateng. Berdiri di sekitar kompleks MAJT Semarang, luas lahan diperkirakan sekitar 4.000 m2 dengan kapasitas sembelih lebih dari 10 ekor per hari.

Baca Juga: Bendera Raksasa Berkibar di Gunung Lawe, Dibentangkan 55 Anggota PALASMALA SMAN1 Bawang Banjarnegara

Pada laman info.pemalangkab.go.id, merilis bahwa masyarakat mengenal Syekh Maulana Syamsuddin mempunyai nama kecil Solechuddin Al Baghdadi.

Dia berasal dari Baghdad (Irak), dan masih keturunan Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, seorang wali yang kisah hidup (manaqib)-nya sering dibaca oleh sebagian besar masyarkat yang mengagumi dan belajar kepadanya.

prof Ahmad Rofiq bersama sejumlah kiai asal Kota Semarang  ziarah ke makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
prof Ahmad Rofiq bersama sejumlah kiai asal Kota Semarang ziarah ke makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Pada umur 10 tahun, dia keluar dari Baghdad menuju tanah Jawa untuk belajar ilmu agama pada Syekh Maulana Maghribi di Tuban, Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga: Kata Mbah Moen Jika Inginkan Hidup Jauh dari Kesusahan, Maka Dirikanlah Sholat Qobliyah Subuh, Begini Jelasnya

Dalam laman https://portalbrebes.pikiran-rakyat.com/ juga merilis bahwa setelah Syekh Maulana Syamsuddin berguru selama 20 tahun dengan Syekh Maulana Maghribi, telah mendapat kepercayaan gurunya untuk mengirim surat kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Perjalanan ini ternyata yang akhirnya menjadi awal terdampar di Pantai Widuri Pemalang.
Dia berangkat seorang diri dengan membawa bungkusan di pundaknya yang berisi kitab Alquran dan surat tersebut.

Perjalanan panjang dilewatinya dengan berjalan kaki menyusuri pesisir Pantai Utara atau Pantura Jawa. Perjalanannya dari arah timur ternyata sudah di ikuti oleh segerombolan orang dari balik semak.

Melihat penampilan Syekh Syamsudin yang rapi, bersih, dan membawa bungkusan, serta wajahnya yang asing, mereka mengira beliau adalah seorang saudagar.

Akhirnya gerombolan tersebut menyerang beliau sewaktu beliau sedang beristirahat untuk shalat di bawah pohon rindang.

Perampok yang berjumlah lima orang membunuh Syekh Syamsuddin. Namun betapa mereka merasa kecewa karena tidak berhasil mendapatkan barang berharga apapun. Mayat Syekh Syamsuddin ditinggalkan begitu saja di tepi pantai.

Menurut penuturan beberapa laman yang mengulas tentang beliau, yang menarik tiga hari tiga malam setelah wafatnya Syekh Maulana Syamsuddin ini, terjadi keganjilan pada sebuah kapal dagang dari Madura yang tengah berlayar ke Batavia.

Baca Juga: Benarkah Sholat Qobliyah Subuh dapat Mengusir Susahnya Kehidupan? Begini Penjelasan Mbah Moen

Walaupun angin berhembus ke arah barat namun kapal justru bergerak ke selatan, mendekati bibir Pantai. Nakhoda kapal melihat sebuah cahaya terang memancar dari pantai. Oleh karenanya nakhoda memutuskan untuk berlabuh terlebih dahulu.

Nakhoda dan anak buahnya amat terkejut ketika mendapati bahwa sumber cahaya itu berasal dari seorang jenazah.

Setelah memakamkan jenazah Solechudin (Syamsuddin), kapal niaga tersebut melanjutkan perjalanan menuju ke Batavia.

Baca Juga: Selama KTT ASEAN di Jakarta, Pemerintah Berlakukan Sistem Kerja Hybrid bagi ASN, Begini Aturan WFO dan WFH

Dan anehnya mereka sampai Batavia hanya dalam waktu 1 jam. Keganjilan selanjutnya yakni hasil dagangan mereka mendapatkan keuntungan hingga 700 kali lipat.

Akhirnya, nakhoda dalam perenungan dan kesyukurannya, memutuskan untuk segera kembali ke Tanjungsari dengan membawa material bangunan. Hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki makam agar tidak hilang.

Dalam hati dan fikiran saya ketika menziarahi makam beliau, sepertinya “sedang bergembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di nelakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Ali Imran: 170). Yang jelas, orang baik, akan senantiasa dikunjungi dan didoakan oleh orang-orang yang baik. Allah a;lam bi sh-shawab.

*) Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW-DMI) Jawa Tengah (2022-2027), Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Anggota DPS BPRS Bina Finansia Semarang, Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, dan Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah