Apa Saja yang Mempengaruhi Kehilangan Hasil Padi, Berikut Penjelasan Selengkapnya

25 Juni 2022, 08:26 WIB
Apa Saja yang Mempengaruhi Kehilangan Hasil Padi, Selengkapnya /Teguh/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU - Sering tidak disadari oleh petani menjelang musim panen padi tidak memperhatikan cara memanen yang baik yang disebabkan oleh kehilangan hasil padi paska panen.

Kehilangan hasil padi paska panen tentunya akan menyebabkan kerugian oleh petani, hal ini tentunya harus diketahui bagaimana cara memanen yang baik.

Panen adalah sebagai kegiatan akhir dari siklus budidaya, sedangkan Pasca panen adalah penanganan hasil tanaman segera setelah dilakukan panen.

Baca Juga: Happy Weekend! Ini Jadwal Nonton Bioskop Film Horor The Black Phone, Sabtu 25 Juni 2022 di Banjarnegara

Kehilangan hasil selama penanganan panen dan pascapanen tinggi mencapai kurang lebih 20,4%, tertinggi pada proses pemanenan kurang lebih 9,5% dan perontokan 4,8%.

Menindaklanjuti surat Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen tertanggal 21 Juni 2022, BPP Kecamatan Gombong mengundang 25 petani untuk mengikuti pembinaan paska panen padi pada hari Kamis, 23 Juni 2022.

Baca Juga: Pahami! Jangan Salah Pemahaman Prihal Kurban Idul Adha, Wajib Tahu Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Menjelang musim panen raya padi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen mengadakan pembinaan paska panen padi.

Kegiatan apa saja yang mempengaruhi kehilangan hasil padi? dan Mengapa hal tersebut harus didiskusikan untuk mencari jalan pemecahannya?

Hal ini belum banyak diketahui oleh para petani, khususnya pemilik lahan pertanian.

Kehilangan hasil panen padi dapat dikurangi dengan pemanenan padi sistem kelompok sebesar 4,39% sampai 6,58%," uangkap Yoga Waskita.

Baca Juga: Unik! Cara Petani Desa Dermasari Usir Hama Tikus, Salah Satunya Tancapkan Blukang di Lahan Pertanian

Mengapa penanganan pascapanen di tingkat petani masih belum optimal?

"Hal ini disebabkan karena kebutuhan hidup yang mendesak, teknik & pengetahuan tradisional yang belum dikembangkan masih dipakai terus, kurangnya pengetahuan tentang penanganan pascapanen yang benar, kesulitan biaya dan tenaga," tambahnya.

Baca Juga: Subhanallah! Amalan Jariyah Seorang Istri, Kaum Hawa Wajib Tahu Pahalanya Tidak Terputus

Berdasarkan hasil analis yang dilakukan oleh Sinta, 18 Februari 2014 perkiraan penyusutan hasil padi sehubungan dengan kegiatan panen dan pascapanen yaitu:

panen 9,5 %, perontokan 4,8 %, pengeringan 2,1 %, penggilingan 2,2 %, penyimpanan gabah 1,6 %, pengangkutan 0,2 %, total penyusutan 20,4 %.

Baca Juga: Resmi! FIFA Umumkan Jadwal Piala Dunia U20 di Indonesia, Catat Tanggalnya

Kondisi saat ini produksi gabah mengalami kemerosotan secara nasional setiap tahun, salah satunya disebabkan oleh faktor buruknya penanganan pascapanen di tingkat petani. Sebab tingkat kehilangannya cukup tinggi, sekitar 20,4%.

Kondisi demikian jelas merugikan petani oleh karena itu, petani diminta lebih mengenal pengembangan dan pemanfaatan teknologi panen dan pascapanen agar produksinya lebih baik.

Baca Juga: Sedekah Ternyata Tidak Harus Uang, Kerjakan Ini Pahala akan Berllipat Ganda, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Secara umum, kehilangan hasil panen padi dipengaruhi oleh varietas tanaman, kadar air gabah saat panen, alat panen, cara panen, cara/alat perontokan, dan sistem pemanenan padi.

Titik kritis kehilangan saat panen yaitu pada pemotongan padi yang berebutan menyebabkan banyak gabah rontok dan tercecer.

Baca Juga: Kondisi Iklim yang Tidak Tentu, Dinas Pertanian Kenalkan Climate Smart Agriculture 'CSA'

Proses perontokan padi dengan cara di gepyok (dibanting), banyak gabah yang terlempar keluar dari alas perontokan tanpa disengaja.

Akanan tetapi ada pula pemanen dengan sengaja membantingkan padi hanya beberapa kali, kemudian jerami dibuang, sehingga masih banyak gabah yang belum terontok.

Kondisi ini mendorong tumbuhnya para pengasak yang seringkali menimbulkan kerugian bagi petani.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler