Naik Level Waspada, Pendakian Ditutup tapi Wisata Seputar Gunung Slamet Aman Dikunjungi

20 Oktober 2023, 10:31 WIB
Puncak Gunung Slamet /Brave/@slametviabambangan / instagram

BANJARNEGARAKU.COM - Pada Kamis 19 Oktober 2023 mulai pukul 8.00 WIB, level Gunung Slamet di Jawa Tengah berubah jadi Waspada. Peringatan ini dikeluarkan Kementerian ESDM melalui Badan Geologi. Peringatan ini juga ditindaklanjuti oleh Pusdalops BPBD Tegal supaya tidak aktivitas di area 2 km dari kawah Gunung Slamet. 

Berdasarkan keterangan pengelola Basecamp pendakian Gunung Slamet via Dipajaya, aktivitas pendakian masih ditutup berkaitan dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Penutupan oleh KPH Banyumas Timur dan KPH Pekalongan Barat. Penutupan pendakian ke Gunung Slamet diberlakukan mulai 14 September 2023 hingga waktu yang belum ditentukan. 

Baca Juga: Komentari Putusan MK 90, Denny Indrayana: Jika Jokowi Nekat, Bisa Dimakzulkan

Sedangkan untuk wisata seputar Gunung Slamet masih terpantau pada posisi lebih jauh daripada 2 km yang disarankan. Berikut beberapa tempat wisata seputar Gunung Slamet dan jarak dari kawah. 

  • Baturaden terletak sekitar 8 km 
  • D'las Dino Land di Purbalingga 9,2 km
  • Guci di kabupaten Tegal 7,1 km.

Jadi rata-rata tempat wisata seputaran Gunung Slamet masih cukup aman untuk kunjungan wisata meskipun pada level II Waspada. 

Kronologi hingga naik ke level Waspada

Pada 2 Oktober 2023 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih mengeluarkan press release bahwa tingkat aktivitas Gunung Slamet adalah Level I (Normal) sejak 9 Oktober 2020. Hal ini sesuai dengan pemantauan secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) yang berada di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. 

Baca Juga: Ada yang Berbeda, Ternyata Nintendo Mengonfirmasi Pengisi Suara Baru Mario Dan Luigi...

Berdasarkan hasil pengamatan, sepanjang 1-18 Oktober 2023, gempa yang terjadi total tercatat mencapai 2.096 kali gempa hembusan, 3 kali gempa tremor harmonik. Kemudian, 2 kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.2 – 6 mm (dominan 2 mm).

Pada tanggal 18 Oktober 2023, terekam gempa tremor harmonik dengan durasi maksimum sekitar 1 jam 18 menit. Terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang itu menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Slamet.

Dari tubuh gunung terindikasi pula terjadi pembengkakan. Perubahan bentuk (deformasi) ini menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh Gunung Slamet. Terjadi inflasi pada stasiun Tiltmeter Bambangan yang merupakan stasiun tiltmeter terdekat dengan puncak. 

Baca Juga: Ada di 3 Lokasi! Ini Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Banjarnegara, Jumat 20 Oktober 2023

Kejadian ini menunjukkan bahwa tekanan telah bergerak menuju puncak Slamet atau berada pada kedalaman yang lebih dangkal dari sebelumnya. Hal ini juga ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan tekanan di bawah tubuh Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi freatik. 

Meski kemungkinan lebih kepada erupsi freatik, potensi ancaman bahaya Slamet mencakup pula erupsi magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 Km. Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Ali A

Sumber: PVMBG ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler