198 Tahun Wonosobo, Ternyata Berasal dari 3 Orang

- 20 Juli 2023, 08:08 WIB
Wonosobo 198
Wonosobo 198 /Brave
 

BANJARNEGARAKU.COM - Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, segera merayakan ulang tahun ke 198. Tak disangka kehadiran sebuah kota cantik yang dijaga gunung Sindoro dan gunung Sumbing, didahului kedatangan 3 orang ini. Tahun 2023 diperkirakan penduduk Wonosobo hampir mencapai 900 ribu orang. 

Kemajuan bersama Wonosobo tentu tidak lepas dari andil masyarakatnya, baik berasal dari petani maupun berasal dari pejabat, baik berasal pengusaha hingga pemuka agama. Wonosobo dianugerahi alam yang cantik dengan berbagai tempat bisa jadi tempat wisata. 

Lestarikan Budaya Lengger, Desa Janti Wonosobo Adakan Wisuda Lengger
Lestarikan Budaya Lengger, Desa Janti Wonosobo Adakan Wisuda Lengger Tangkap Layar Instagram @mynonot

Dilansir dari laman resmi pemkab Wonosobo, sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo tidak dapat dilepaskan dari kisah 3 orang pengembara. Bermula dari 3 orang ini masuk ke wilayah Wonosobo pada awal abad 17. 3 orang itu adalah Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik.

Sesudah masuk wilayah Wonosobo, ketiganya  berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda. Kyai Kolodete membuka permukiman di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim di sekitar Kalibeber, dan Kyai Walik memilih wilayah yang kini menjadi Kota Wonosobo. Dari ketiga orang itu pula, muncul anak keturunan yang di kelak kemudian hari menjadi para penguasa di seputar Wonosobo.

Salah seorang cucu Kyai Karim, yang disebut dengan julukan Ki Singowedono, mendapat anugerah dari Keraton Mataram berupa wilayah. Di wilayah di Selomerto ini, Ki Singowedono kemudian bergelar Tumenggung Jogonegoro. Jejak Tumenggung Jogonegoro dapat ditemukan di makamnya, di Desa Pakuncen, Selomerto.

  

Berasal dari Selomerto itu pula, sejarah nama Wonosobo diyakini bermula. Banyak pihak meyakini, kata Wonosobo berasal dari sebuah dusun di Desa Polobangan, Selomerto. Dusun bernama Wanasaba tersebut didirikan oleh  Kyai Wanasaba. Dusun kecil tersebut hingga kini masih ada, dan banyak dikunjungi para peziarah, yang ingin berdoa di makam Kyai Wanasaba, Kyai Goplem, Kyai Putih, dan Kyai Wan Haji.

Sejarah Kabupaten Wonosobo juga berkaitan erat dengan masa perang Diponegoro. Di rentang tahun 1825-1830, wilayah Wonosobo menjadi salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Pangeran Diponegoro. 

Bersama Imam Misbach, atau dikenal pula dengan nama Tumenggung Kertosinuwun, Tumenggung Mangkunegaran, dan Gajah Permodo, Kyai Muhammad Ngarpah berjuang melawan pendudukan Belanda di wilayah Wonosobo. Dalam sebuah pertempuran, Kyai Muhammad Ngarpah berhasil meraih kemenangan pertama, sehingga kemudian diberikan gelar Tumenggung Setjonegoro.

Tumenggung Setjonegoro, yang mengawali kekuasaannya berada di Ledok, Selomerto. Beliau kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan Kota Wonosobo sekarang, setelah menjadi Bupati pertama Wonosobo. 

 

Pemindahan pusat pemerintahan tersebut, telah dikaji oleh  berbagai elemen.

  • Tim Peneliti dari Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada (UGM). 
  • Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida)
  • Para sesepuh
  • Beberapa tokoh
  • Pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) 

Sebuah seminar yang mengkaji pemindahan dilakukan pada 28 April 1994. Seminar ini menyepakati kepindahan tersebut terjadi pada tanggal 24 Juli 1825. Tanggal 24 Juli itu pula, yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.

Adapun penguasa/kepala pemerintahan Kabupaten Wonosobo selama 198 tahun, dari tahun 1825 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut :

  1. Tumenggung R. Setjonegoro (1825-1832)
  2. Tumenggung R. MangoenKoesoemo (1832-1857)
  3. Tumenggung R. Kertonegoro (1857-1863)
  4. Tumenggung R. Tjokrohadisorjo (1863-1889)
  5. Tumenggung R. Soeryohadikoesoemo (1889-1898) 
  6. Tumenggung R. Soerjohadinagoro (1898-1919)
  7. Adipati RAA Sosrodiprodjo (1920-1944)
  8. Bupati R. Singgih Hadipoero (1944-1946)
  9. Bupati R. Soemindro (1946-1950)
  10. Bupati R. Kadri (1950-1954) 
  11. Bupati R. Oemar Soerjokoesoemo (1955)
  12. Bupati R. Sangidi Hadisoetirto (1955-1957)
  13. Kepala Daerah Rapingoen Wiombohadi Soedjono (1957-1959)
  14. Bupati R. Wibowo Helly (1960-1967) 
  15. Bupati KDH Drs. R. Darodjat A.N.S (1967-1974 )
  16. Pj. Bupati KDH R. Marjaban (1974-1975)
  17. Bupati KDH Drs. Soekanto (1975-1985) 
  18. Bupati KDH Drs. Poedjihardjo (1985-1990)
  19. Bupati KDH Drs. H. Soemadi (1990-1995)
  20. Bupati KDH Drs. Margono (1995-2000)
  21. Bupati Drs. Trimawan Nugrohadi (2001-2005) 
  22. Bupati H.A. Kholiq Arif (2005-2015)
  23. Bupati Eko Purnomo, SE., MM (2015-2020)
  24. Bupati Afif Nurhidayat, S.Ag. (2021-Sekarang)

  

Wonosobo berasal dari 3 orang itu adalah Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik. Dipimpin 24 pimpinan dari Tumenggung, kepala daerah, Pejabat Bupati, hingga Bupati. Didiami sekira 900 ribu orang penduduk. Cancut taliwondo nyengkuyung Wonosobo raharjo. Selamat hari jadi 198 Wonosobo. ***

Editor: Ali A

Sumber: Laman Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x