Bersamaan Momen Ramadhan, IPHI Jateng Gelar Tasyakuran Milad ke 34 secara Sederhana

- 23 Maret 2024, 19:41 WIB
Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji (PW IPHI) Provinsi Jawa Tengah dengan acara Salat Tarawih dan Silaturrahim Ramadhan di Masjid Diponegoro Kampus Undip Pleburan Semarang,
Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji (PW IPHI) Provinsi Jawa Tengah dengan acara Salat Tarawih dan Silaturrahim Ramadhan di Masjid Diponegoro Kampus Undip Pleburan Semarang, /Dwi Widiyastuti/

“Acara kali ini berbeda dengan biasanya, karena bersamaan dengan Tasyakuran Milad IPHI ke 34. IPHI dibentuk di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1990,” kata Prof Imam Taufiq.

Milad IPHI ke 34 ini, kata Prof Imam Taufiq sengaja digelar dengan sederhana menyusul adanya intruksi dari pengurus IPHI pusat.  Alasan Milad tahun ini digelar dengan sederhana tanpa ada kegiatan massal melibatkan banyak orang, karena Milad tahun 2024 ini bersamaan dengan Ramadhan 1445 H.

Selain itu juga adanya musibah banjir di tanah air, termasuk di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti, Kota Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, Pati, Jepara, Kendal dan Pekalongan dan lain-lain.

“Pada kesempatan ini, mari kita berdoa, semoga banjir segera surut, dan warga yang terdampak banjir tetap sabar dan tawakal menghadapi ujian ini,” kata pengasuh Ponpes Darul Falah Be-Songo Ngaliyan Semarang ini.

Prof Imam mengajak kepada semua pengurus IPHI dan tingkat wilayah (provinsi) dan daerah (Kota/Kabupaten) untuk selalu kompak dan bersemangat membimbing dan mendampingi semua anggota IPHI, yakni semua umat Islam yang sudah pernah melaksanakan haji benar-benar, agar bisa menjadi haji yang mabrur. Menjadi haji mabrur adalah impin dan keinginan semua orang yang pernah menjalankan ibadah haji. Apalagi, visi dan misi IPHI adalah 'Mabrur Sepanjang Hayat'.

Baca Juga: Tur Sehari Start dari Banjarnegara : Pantai Petanahan dan Pantai Menganti Kebumen

“Semua orang ketika berada di tanah suci menjalankan ibadah haji, pada rajin ibadah, waktunya dihabiskan untuk ibadah, seakan tidak ada waktu untuk memikirkan urusan dunia, semua urusan dunia ditanggalkan. Kebiasaan baik seperti itu diharapkan tetap terjaga, tetap dilakukan ketika sudah kembali di tanah air. Bekerja mencari nafkah ya, tapi waktunya lebih banyak dilewati untuk ibadah dan membantu sesama. Kita ingin, keberadaan kita, orang-orang yang sudah haji bisa bermanfaat untuk orang banyak di lingkungan masing-masing, baik dalam lingkungan skup kecil atau skup luas,” harapnya.

Sementara itu, Dr KH Ahmad Darodji dalam tausiyah mengingatkan agar keberadaan organisasi IPHI bisa memberikan manfaat untuk masyarakat, bangsa dan negera.  Harapannya IPHI bisa menjadi penggerak majunya ekonomi umat Islam.

“Anggota IPHI itu sangat banyak. Mayoritas adalah-orang yang mampu. Karena syarat ibadah haji adalah mampu. Ini adalah   potensi yang luar biasa, jika bisa dikelola dengan baik akan bisa menjadi kekuatan, salah satunya menggerakan ekonomi umat Islam,” kata Ahmad Darodji.

Kiai Darodji juga menyarankan kepada IPHI Jateng untuk menggelar Halaqoh membahas soal kuota haji Indonesia. Dimana hasil halaqoh itu kemudian disampaikan ke IPHI Pusat, untuk selanjutkan disampaikan ke pemerintah. Halaqoh ini penting untuk dilakukan guna merespon adanya rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menambah jumlah jemaah haji seluruh dunia hingga 5 juta orang.

Halaman:

Editor: Dwi Widiyastuti

Sumber: IPHI Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x