Inilah Lima Butir Pengembangan Kebudayaan Islam, Hasil Pertemuan Seniman dan Budayawan Nusantara

- 24 Juli 2023, 07:47 WIB
Seniman dan budayawan Nusantara mengikuti "Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara" yang digelar pada 20-22 Juli 2023 di Jakarta.
Seniman dan budayawan Nusantara mengikuti "Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara" yang digelar pada 20-22 Juli 2023 di Jakarta. /Kemenag/

BANJARNEGARAKU.COM - Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam menggelar kegiatan "Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara" pada 20-22 Juli 2023 di Jakarta.

Hasilnya, seniman dan budayawan Nusantara menyepakati rumusan lima butir pengembangan kebudayaan Islam di Nusantara.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan bahwa seni dan budaya merupakan identitas yang dimiliki masyarakat Indonesia. Ini juga mempengaruhi bagaimana masyarakat nusantara beragama.

Baca Juga: Inovasi Kopi Seceting Unggulan Kabupaten Banjarnegara, Kemenag dapat Penghargaan

Menurut Wamenag, Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara ini menjadi momentum untuk membangun kesalehan beragama agar tidak tercerabut dari identitas kebangsaan Indonesia yang multikultural.

"Saya berharap, para seniman dan budayawan dapat membawakan pesan-pesan agama melalui produk-produk budaya yang bisa menggerakkan masyarakat agar tetap guyub, rukun, saling tolong menolong, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa," kata Wamenag Saiful Rahmat Dasuki di Jakarta dalam pertemuan itu..

Sejumlah narasumber yang hadir dalam forum tersebut adalah Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, penyair KH Zawawi Imron, intelektual muda yang juga Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Absar Abdalla, Ketua LESBUMI Jadul Maula, Budayawan M. Sobari, Filolog Islam Nusantara A. Ginanjar Sya'ban, Staf Khusus Menteri Agama Mohammad Nuruzzaman, dan founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali.

Pertemuan yang difasilitasi Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam ini bertujuan mencari formula yang dapat diterapkan bersama untuk mengembangkan kebudayaan Islam di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Baca Juga: Selamatkan Nasib 5.000 Santri Kemenag Siapkan Mitigasi, MUI Merekomendasikan Al Zaytun Ditutup

Direktur Penais Ahmad Zayadi menuturkan, kolaborasi seniman dan budayawan diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Ia mengungkapkan, pengembangan kebudayaan Islam adalah bagian dari perluasan implementasi program moderasi beragama.

Pertemuan itu diikuti seniman dan budayawan dari 34 provinsi, pamong budaya, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Zakat Wakaf (Penais Zawa) Kanwil Kemenag se-Indonesia, serta perwakilan ormas keagamaan.

Dilansir Banjarnegaraku.com dari Kemenag.go.id, Senin 24 Juli 2023, inilah lima rumusan pengembangan kebudayaan Islam di Nusantara yang disepakati para seniman dan budayawan dalam pertemuan tersebut.

Pertama, dalam konteks berbangsa dan bernegara, posisi kebudayaan Islam diyakini sebagai sumber nilai yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Dialog antara agama dan budaya adalah suatu keniscayaan, sehingga keduanya bukan untuk dipertentangan, melainkan dibangun jembatan demi harmoni di masyarakat.

Baca Juga: Sejak Semalam, Ribuan Jemaah Haji Indonesia Dikabarkan Telantar di Muzdalifah, Dirjen PHU Kemenag: Kami Telah

Kedua, pentingnya penguatan kebudayaan Islam sebagai pendekatan strategis untuk mewujudkan moderasi beragama dengan jalan memberi ruang berekspresi kepada pelaku budaya dalam menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat. Diharapkan, strategi kebudayaan ini dapat menjawab berbagai tantangan krisis kemanusiaan di era disrupsi digital.

Ketiga, implementasi kebudayaan Islam dapat mencakup penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam serta kearifan lokal dalam berbagai aspek yang konkret dalam kehidupan masyarakat dan negara. Ini termasuk kebijakan publik, hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, politik, dan lain-lain.

Keempat, orientasi kebudayaan Islam harus menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi, harmoni, dan keadilan dalam hubungan antarindividu, antaragama, dan antarkelompok dalam masyarakat. Melalui orientasi ini, masyarakat diharapkan dapat hidup berdampingan dengan damai, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Baca Juga: Wujudkan Haji Ramah Lansia, Ini Upaya yang Dilakukan oleh Kemenag

Kelima, negara perlu hadir dalam memberikan jaminan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Islam melalui rekognisi, fasilitasi, dan afirmasi kebijakan dan program nyata dan bermanfaat demi mendukung penuh khazanah kearifan lokal di seluruh pelosok negeri.

Demikian lima rumusan pengembangan kebudayaan Islam di Nusantara yang disepakati oleh para seniman dan budayawan dalam kegiatan "Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara" di Jakarta pada 20-22 Juli 2023.***
.

Editor: Ali A

Sumber: Kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Formasi PPPK 2023 Provinsi Jambi

22 September 2023, 19:09 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Brebes

22 September 2023, 19:02 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Bengkulu Tengah

22 September 2023, 18:56 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Sigi

22 September 2023, 18:37 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah

x