Sebelumnya, harga tanah di daerah tersebut berkisar antara Rp10 juta hingga Rp12 juta per meter persegi.
Namun, sejak proyek pembangunan dimulai, harga tanah melonjak hingga mencapai Rp15 juta hingga Rp17 juta per meter persegi.
Slamet Wiyono mengakui bahwa kenaikan harga tanah ini memberikan dampak positif bagi desa. Hal ini diprediksi akan menarik lebih banyak investor ke Desa Blulukan.
Beberapa pihak sudah mulai menunjukkan minat dan menanyakan harga tanah serta lahan yang tersedia untuk dibeli. Peningkatan minat ini menunjukkan potensi perkembangan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat setempat.***