Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 64-65, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik C Transfer Energi

3 September 2023, 16:21 WIB
Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 64-65, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Transfer Energi /Pexels/Julia M Cameron

BANJARNEGARAKU.COM - Berikut ini adalah kunci jawaban IPAS kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem.

 

Penyusunan kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem ini dilansir Banjarnegaraku.com dari Buku IPAS kelas 5 SD MI halaman 64-65 terbitan Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kali ini, kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem ini juga berdasarkan penjelasan narasumber Leni Nurindah, S.Pd, alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya (Unesa).


Kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem ini dapat adik-adik pelajari untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan selama proses pembelajaran.

Kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 62, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Transfer Energi

Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem


a. Kejadian apa di kelompok kalian yang paling banyak memutus rantai makanan?
Jawab:
Dalam banyak ekosistem, kejadian yang paling sering memutuskan rantai makanan atau jaring makanan adalah ketika produsen utama dalam ekosistem mengalami perubahan signifikan atau hilang. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tumbuhan, yang merupakan produsen utama dalam ekosistem darat. Peningkatan suhu, pola curah hujan yang berubah, dan perubahan lainnya dalam iklim dapat mengganggu produktivitas tumbuhan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi organisme herbivora dan konsumen tingkat lebih tinggi.

2. Deforestasi
Penggundulan hutan yang besar-besaran atau deforestasi dapat menghancurkan habitat tumbuhan dan mengurangi jumlah produsen dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan kelaparan bagi organisme yang bergantung pada hutan, seperti satwa liar dan hewan herbivora.

3. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan seperti polusi air dan tanah dapat merusak kualitas tanah dan air yang digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh. Jika tumbuhan terpapar bahan kimia berbahaya, ini dapat menghambat pertumbuhan dan bahkan membunuh tumbuhan, yang akan memutus rantai makanan.

4. Alien Species (Spesies Asing)
Masuknya spesies asing yang invasif ke dalam ekosistem dapat mengganggu ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup tumbuhan asli. Spesies asing ini sering kali bersaing dengan tumbuhan asli untuk sumber daya dan mempengaruhi rantai makanan dalam ekosistem.

5. Perubahan Lingkungan Lainnya
Perubahan habitat, degradasi lahan, dan berbagai aktivitas manusia lainnya juga dapat memengaruhi populasi tumbuhan dan mengganggu rantai makanan.

Ketika produsen dalam ekosistem terganggu atau hilang, ini dapat menyebabkan efek domino pada organisme di tingkat konsumen yang lebih tinggi dalam rantai makanan. Organisme yang bergantung pada tumbuhan tersebut akan mengalami kelaparan atau kekurangan makanan, dan ini dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi dan struktur ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, menjaga keberlanjutan produsen utama dalam ekosistem sangat penting untuk mempertahankan rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 60, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik B: Transfer Energi

b. Apa yang terjadi saat konsumen tingkat 3 hilang dari ekosistem?
Jawab:
Ketika konsumen tingkat 3 hilang dari ekosistem, itu dapat memiliki dampak berantai pada organisme di tingkat konsumen yang lebih rendah dalam rantai makanan. Ini disebabkan oleh berbagai alasan, dan dampaknya bisa sangat bervariasi tergantung pada ekosistem dan organisme yang terlibat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

1. Peningkatan Konsumen Tingkat 2
Jika konsumen tingkat 3 adalah pemangsa utama bagi konsumen tingkat 2, hilangnya konsumen tingkat 3 dapat mengakibatkan peningkatan populasi konsumen tingkat 2. Kenaikan ini mungkin menyebabkan tekanan berlebih pada populasi organisme tingkat 1 yang merupakan makanan bagi konsumen tingkat 2.

2. Peningkatan Konsumen Tingkat 1
Kehilangan konsumen tingkat 3 juga dapat memicu peningkatan populasi organisme tingkat 1 yang merupakan makanan bagi konsumen tingkat 2. Ini mungkin mengganggu ekosistem dengan cara yang tidak diinginkan, seperti defoliasi tumbuhan atau kerusakan terhadap tanaman tertentu.

3. Dampak pada Struktur Ekosistem
Kehilangan konsumen tingkat 3 dapat mengubah struktur ekosistem secara keseluruhan. Hal ini dapat memicu perubahan dalam komposisi spesies dan pergeseran dalam keseimbangan ekosistem. Ini bisa memengaruhi organisme produsen, organisme dekomposer, dan organisme lain dalam jaring makanan.

4. Dampak pada Keberlanjutan Ekosistem
Kehilangan konsumen tingkat 3 dapat mengganggu keberlanjutan ekosistem. Misalnya, jika konsumen tingkat 3 adalah predator terhadap hama tertentu, kehilangan mereka dapat menyebabkan peningkatan populasi hama, yang dapat merusak tanaman dan mengancam produktivitas pertanian.

5. Perubahan dalam Dinamika Populasi
Kehilangan konsumen tingkat 3 dapat memicu perubahan dalam dinamika populasi organisme lain dalam rantai makanan. Ini dapat menciptakan tantangan baru dalam mengelola ekosistem dan menjaga keseimbangan ekologi.

Dengan demikian, kehilangan konsumen tingkat 3 dari ekosistem dapat memiliki dampak yang luas dan beragam pada ekosistem secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keberadaan berbagai tingkat trofik dalam rantai makanan untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 58, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik B: Transfer Energi

c. Apa yang terjadi saat tidak ada produsen?
Jawab:
Ketika tidak ada produsen dalam ekosistem, itu akan memiliki dampak yang signifikan pada konsumen di semua tingkat trofik dalam rantai makanan. Ini karena produsen adalah organisme yang memulai aliran energi dalam ekosistem dengan melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan dari energi matahari. Tanpa produsen, rantai makanan dan jaring makanan dalam ekosistem akan terganggu. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Kelaparan pada Konsumen Tingkat 1
Konsumen tingkat 1, yang umumnya adalah hewan herbivora yang makan tumbuhan, akan menghadapi kelaparan karena tidak ada tumbuhan atau organisme produsen yang tersedia sebagai makanan mereka. Ini dapat mengakibatkan penurunan populasi atau bahkan kepunahan organisme konsumen tingkat 1.

2. Dampak pada Konsumen Tingkat 2
Konsumen tingkat 2, yang biasanya adalah hewan karnivora yang memakan hewan herbivora (konsumen tingkat 1), juga akan menghadapi kelaparan karena kekurangan mangsa. Ini dapat mempengaruhi populasi konsumen tingkat 2 dan dapat memicu perubahan dalam dinamika ekosistem.

3. Dampak pada Konsumen Tingkat 3
Konsumen tingkat 3, jika ada, akan mengalami efek domino karena tidak memiliki organisme mangsa yang tersedia. Hal ini dapat merusak rantai makanan lebih lanjut dan memengaruhi populasi organisme di tingkat konsumen yang lebih tinggi.

4. Pengurangan Aliran Energi
Dengan tidak adanya produsen yang menghasilkan energi melalui fotosintesis, aliran energi dalam ekosistem akan terhenti. Ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan dapat menyebabkan berbagai masalah ekologis.

5. Kerusakan Ekosistem
Kehilangan produsen dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem secara keseluruhan. Tanah menjadi tidak subur, rantai makanan terhenti, dan berbagai organisme yang bergantung pada tumbuhan akan menghadapi tekanan yang serius.

Jadi, produsen memiliki peran kunci dalam memulai aliran energi dalam ekosistem, dan ketiadaan mereka dapat mengganggu keseimbangan ekosistem serta mempengaruhi organisme di semua tingkat trofik dalam rantai makanan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga keberadaan dan kesehatan produsen dalam ekosistem.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD MI Kurmer, Halaman 56, Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik B: Transfer Energi

d. Apakah ada kejadian yang menurut kalian bisa menambah banyak populasi hewan lain?
Jawab:
Kejadian yang dapat menambah banyak populasi hewan lain adalah berkaitan dengan hilangnya predator, khususnya predator tingkat tinggi dalam rantai makanan. Ketika predator tingkat tinggi mengalami penurunan populasi atau keluar dari ekosistem, ini dapat memiliki efek berantai pada populasi organisme di tingkat konsumen yang lebih rendah dalam rantai makanan. Inilah yang disebut sebagai "efek trofik" atau "efek hantu predator." Elaborasi lebih lanjut tentang konsep ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Populasi Konsumen Tingkat 2
Ketika predator tingkat tinggi hilang atau mengalami penurunan populasi, organisme konsumen tingkat 2 (herbivora atau konsumen tingkat rendah) yang sebelumnya menjadi mangsa mereka dapat mengalami peningkatan populasi. Ini karena mereka tidak lagi mendapat tekanan pemangsaan dari predator tingkat tinggi.

2. Dampak pada Konsumen Tingkat 1
Peningkatan populasi konsumen tingkat 2 dapat mengakibatkan tekanan lebih lanjut pada populasi organisme konsumen tingkat 1 (produsen). Konsumen tingkat 2 yang lebih banyak memakan tumbuhan atau organisme produsen dapat menyebabkan penurunan sumber daya makanan untuk konsumen tingkat 1.

3. Perubahan dalam Dinamika Ekosistem
Perubahan dalam populasi organisme di berbagai tingkat trofik dapat memengaruhi dinamika ekosistem secara keseluruhan. Hal ini bisa mempengaruhi struktur komunitas, komposisi spesies, dan perubahan dalam aliran energi.

Contoh konkret dari efek ini adalah ketika populasi predator tingkat tinggi, seperti singa di ekosistem Afrika, mengalami penurunan signifikan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan populasi herbivora seperti zebra dan gnu, karena tekanan pemangsaan yang lebih rendah. Akibatnya, tanaman yang menjadi makanan utama herbivora ini juga dapat terpengaruh, dan perubahan dalam komposisi vegetasi dapat terjadi.

Jadi, hilangnya predator tingkat tinggi dalam ekosistem dapat memicu peningkatan populasi hewan lain dalam rantai makanan, dengan dampak yang meluas pada dinamika ekosistem secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan populasi predator dan mangsa dalam ekosistem untuk mendukung keberlanjutan dan kesehatan ekosistem.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Biologi Kelas 11 SMA MA Halaman 45-46 Kurmer: Aktivitas 2.12, Bab 2. Pergerakan Zat melalui.

e. Dari kegiatan yang sudah dilakukan, faktor apa saja yang bisa menyebabkan rusaknya ekosistem?
Jawab:
Kerusakan ekosistem dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan faktor-faktor tersebut sering dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar: faktor alam dan faktor ulah manusia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kedua kategori tersebut:

1. Faktor Alam:
- Bencana Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan kebakaran hutan dapat secara signifikan merusak ekosistem. Ini termasuk kerusakan habitat, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan geografi.
- Perubahan Iklim Alami
Perubahan iklim yang terjadi secara alami juga dapat mempengaruhi ekosistem. Perubahan suhu, pola curah hujan, dan siklus alam lainnya dapat memicu perubahan dalam distribusi spesies dan dinamika ekosistem.

2. Faktor Ulah Manusia:
- Deforestasi
Penggundulan hutan yang berlebihan untuk pembangunan, pertanian, dan industri dapat menghancurkan habitat alami, menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, dan mengganggu siklus air.
- Pencemaran Lingkungan
Pencemaran air, udara, dan tanah oleh limbah industri, bahan kimia, dan polutan lainnya dapat merusak ekosistem dan memengaruhi kesehatan organisme dalam ekosistem.
- Overexploitasi Sumber Daya Alam
Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam seperti ikan, hutan, dan tanah dapat mengakibatkan penurunan populasi spesies tertentu dan merusak ekosistem.
- Urbanisasi dan Perubahan Lahan
Pembangunan perkotaan, perubahan lahan, dan infrastruktur manusia dapat mengubah habitat alami menjadi perkotaan, menyebabkan kerusakan habitat dan isolasi ekosistem alami.
- Perubahan Iklim yang Dipercepat oleh Manusia
Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi dapat menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim global yang merusak ekosistem.

Kerusakan ekosistem seringkali merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor alam dan faktor ulah manusia. Penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif kita terhadap ekosistem dan melakukan konservasi sumber daya alam untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman hayati Bumi.

Baca Juga: Membuat Poster Cabang Ilmu Sains yang Digeluti W. Z. Johannes: Kunci Jawaban IPA Kelas 7 SMP MTs Halaman 6


Demikian kunci jawaban IPAS Kelas 5 SD MI halaman 64-65 Kurikulum Merdeka: Bab 2, Harmoni dalam Ekosistem, Topik C: Ekosistem yang Harmonis: Lakukan Bersama: Penyebab Kerusakan Ekosistem. Semoga bermanfaat.

Disclaimer: Jawaban di atas hanya sebagai referensi siswa dalam belajar, dan tidak merupakan jawaban mutlak. Siswa masih dapat bereksplorasi dengan jawaban lain. *

Editor: Ali A

Sumber: Buku IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka 2022

Tags

Terkini

Terpopuler