Untuk itu, melalui kelembagaan tani Gapoktan dan pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya yang dibinanya menjadi wadah untuk mencari solusi permasalahan tersebut.
Sunarko menambahkan, pihaknya menjalin kemitraan dengan sejumlah pihak. Diantaranya distributor yang ada di Kabupaten Banjarnegara dan para pemilik usaha perdagangan padi dan beras di wilayah Susukan.
"Sebelumnya, kami telah mengumpulkan para pemilik usaha perdagangan padi atau beras yang siap bermitra dengan pihak distributor," tambahnya.
Lebih jauh dikatakannya, adanya kemitraan ini sebagai solusi untuk memutus rantai pemasaran dimana hasil panen dari petani langsung ke distributor.
Diakuinya, kelemahan petani adalah tidak bisa memiliki nilai tawar saat menjual padi atau gabah ke para tengkulak dimana harga telah ditentukan mengikuti harga pasaran pada saat itu.
"Petani tidak harus menjual kepada pedagang A atau B tetapi langsung ke distributor, " tegasnya.
Terkait harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) ke petani, pihaknya siap membeli dengan harga Rp. 4.400 per kilogram.
"Ada selisih harga yang lumayan, saat ini petani hanya mampu menjual pada harga kisaran Rp4.000 sampai Rp4.100 per kilogram kepada para tengkulak," urainya
Untuk pembelian Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat Desa Susukan melalui wadah Gapoktan Taruna Tani, sedangkan P4S Artha Tani untuk melayani wilayah yang lebih luas, di Kecamatan Susukan dan desa-desa wilayah lainnya di Banjarnegara.