Hal ini dipercaya untuk memudahkan rezeki, karena hasil bumi yang telah melalui proses ruwatan oleh sang dalang memalui cerita pewayangan ruwat bumi.
"Masyarakat biasanya akan berebut hasil bumi ketika nanti acara ruwat bumi sudah selesai, berebut tidak harus banyak, yang penting dapat, sebagai simbol untuk memperlancar rezeki kedepan, karena sudah memalui proses ruwat, sudah dipercaya masyarakat sedari dulu, turun temurun," jelas Den Juneng.
Baca Juga: Terakreditasi Paripurna, RSI Banjarnegara Komitmen Semakin Kembangkan Layanan Kesehatan
Saat ditemui banjarnegaraku.com dilokasi, Dedi Suromli warga Desa Karangjati yang juga anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara mengungkapkan apresiasi kepada Pemerintah Desa dan warga masyarakat Desa Karangjati atas terselenggaranya kegiatan gelar budaya ini.
"Alhamdulillah acara berjalan lancar, masyarakat antusias, paska pandemi gelaran ruwat bumi ini menjadi kali pertama yang digelar secara terbuka, semuanya aman," ungkap Dedi.
Kepala Desa Karangjati Anton Priyonggo mengungkapkan, dalam acara Gelar Budaya Karangjati sejak pagi ada sedekah bumi, ruwat bumi, tausyiah, doa bersama, santunan anak yatim piatu, dan pagelaran wayang kulit.
Adapun pagelaran wayang kulit tersebut ada Ki Dalang Cilik Algani Wisangajitama, Ki Dalang Krisno Adi dan Ki Dalang Sarimin Adi Carito dengan lakon Pandawa Syukur.
Kades Anton menjelaskan Gelar Budaya Karanjati ini sebagai sebuah akulturasi budaya untuk menyambut bulan sura 1956 atau tahun 2022 yang diselenggarakan pada Jumat Kliwon 12 Agustus 2022 di halaman balai Desa Karangjati, Susukan, Banjarnegara.***