"Alhamdulillah tahun ini (2022-red) sudah ada kelonggaran paska pandemi covid-19, jadi Pemdes membentuk kepanitiaan untuk melaksanakan Gelar Budaya Desa Karangjati, tak hanya pagelaran wayang saja," ungkapnya.
Adapun kegiatan sedari pagi warga melakukan acara sedekah bumi, ada ribuan takir dari warga masyarakat dijadikan satu kemudian didoakan, dan dimakan bersama.
"Ini bagian dari sedekah, yang lebih bisa berbagi kepada yang kurang, jadi semuanya bisa makan, makan takir yang sudah didoakan pada acara sedekah bumi, sekaligus sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas limpahan berkah dan rezeki yang diberikan selama ini," jelas Tariwan.
Dari pantauan banjarnegaraku.com dilokasi, selain puluhan bayi yang minta didoakan oleh dalang, ada hal menarik yang ada dilokasi sekitar panggung pagelaran wayang Desa Karangjati.
Baca Juga: Kenali Karakter Manusia Berdasarkan Hari Pasaran Jawa, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket
Nampak berbagai jenis hasil bumi turut dipajang, (dicantel atau ditata rapi) dilokasi pagelaran wayang pada acara ruwat bumi, seperti sayur masyur (kacang panjang, daun singkong, terong) tempe, padi, kelapa, singkong, ubi, pisang, dan sebagainya.
Mengenai penataan hasil bumi dilokasi acara pagelaran wayang ruwat bumi Desa Karangjati, Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket yang berada dilokasi menjelaskan, jika hal ini sebagai simbol kemakmuran yang nantinya usai ruwat bumi, hasil bumi ini akan diperebutkan masyarakat.
Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya