BANJARNEGARAKU.COM - Di tengah beragam budaya dan tradisi yang kaya di Indonesia, terdapat satu tradisi yang penuh makna di Desa Derik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Tradisi ini dikenal dengan sebutan "Tenongan", sebuah perayaan yang memiliki kemiripan dengan tradisi Nyadran dalam menyambut bulan puasa Ramadhan di daerah Jawa.
Setiap tahunnya, warga Desa Derik menyambut bulan Suro dalam penanggalan Jawa dengan merayakan tradisi Tenongan.
Baca Juga: Pegawai KAI Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, Ditemukan 18 Pucuk Senjata
Acara ini menjadi momen berharga yang diikuti oleh banyak warga, dimana rata-rata setiap warga membawa tenong.
Tenong sendiri merupakan semacam bakul yang terbuat dari anyaman bambu yang diisi dengan makanan. Setiap tenong berisi nasi dan lauk yang dibungkus dengan daun pisang. Menariknya, setiap tenong memiliki isi yang berbeda-beda, mencerminkan keragaman dan keanekaragaman masyarakat Desa Derik.
Tradisi Tenongan dimulai pada pagi hari sekira pukul 10:00. Pada saat itu, ratusan warga berkumpul di sekitar Balai Desa Derik dengan membawa tenong yang mereka bawa dari rumah masing-masing. Sambil menunggu acara berlangsung, tenong-tenong dari bambu diletakkan rapi berjajar.
Acara puncak dari tradisi Tenongan ini adalah saat makan bersama. Warga berkumpul untuk menikmati hidangan yang ada di dalam tenong. Momen ini menjadi kesempatan bagi warga untuk saling berinteraksi dan merasakan kebersamaan.
Tidak hanya warga biasa, perangkat Desa juga turut hadir dalam acara ini, menguatkan hubungan antara warga dan pemerintahan setempat.