Asal-usul Penamaan Desa Gembongan Banjarnegara, Kisah Tragis Prajurit Sandi Mataram Nyai Sekar Kencana

- 16 November 2023, 12:19 WIB
Ilustrasi Sultan Agung dalam film Sultan Agung untuk Asal-usul Penamaan Desa Gembongan Banjarnegara, Kisah Tragis Prajurit Sandi Mataram Nyai Sekar Kencana
Ilustrasi Sultan Agung dalam film Sultan Agung untuk Asal-usul Penamaan Desa Gembongan Banjarnegara, Kisah Tragis Prajurit Sandi Mataram Nyai Sekar Kencana /Cineverse

Masyarakat pada saat itu berpendapat bahwa badan (gembung) harus diisi dengan makanan (pangan). Harapan mereka adalah agar masyarakat di masa mendatang selalu dicukupkan pangan dan tanah pertanian subur untuk menciptakan kehidupan yang makmur.

Pada masa perang Diponegoro (1825-1830), Adipati Sigaluh dan pasukannya, yang dikenal sebagai pasukan Baleragas, bergabung dengan pasukan Kadipaten Panje Roma Kebumen.

Mereka bergabung untuk mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kompeni Belanda. Meskipun perang berhenti, Adipati Sigaluh tidak kembali ke Kadipaten Sigaluh, sehingga kursi Kadipaten kosong.

Tidak adanya putra pengganti Adipati Sigaluh membuat para sesepuh dan tokoh Kadipaten Sigaluh mengambil keputusan penting.

Wilayah Kadipaten Sigaluh pun dipecah menjadi beberapa desa, salah satunya adalah desa Gembongan. Desa ini masuk di bawah kekuasaan Kadipaten Banjarkulon (Banjar Watu Lembu).

Baca Juga: Mengenal Sejarah Desa Pagak Banjarnegara, Jejak Kayu Jati dalam Penamaan Desa Pagak

Pada tahun 1829, Kesultanan Mataram menunjuk Raden Sergi Jaya Menggala sebagai Kepala Desa atau Lurah Gembongan. Ia memimpin desa ini hingga tahun 1854.

Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam pembentukan Desa Gembongan yang terus berkembang menjadi bagian integral dari sejarah Banjarnegara.

Desa ini, dengan jejak sejarahnya yang penuh warna, menjadi saksi bisu perjuangan dan perubahan yang membentuk identitasnya hingga hari ini.***

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Pemdes Gembongan Sigaluh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah