Kisah Sejarah Adisara, Perempuan Panglima Perang yang Menyingkir ke Gunung Santri

- 5 Maret 2024, 13:15 WIB
Kisah Sejarah Adisara, Perempuan Panglima Perang yang Menyingkir ke Gunung Santri
Kisah Sejarah Adisara, Perempuan Panglima Perang yang Menyingkir ke Gunung Santri /

Penduduk Gunung Santri dan sekitarnya merasa bahagia, kembali bertemu dengan Nyi Adisara. Mereka berharap, Nyi Adisara berkenan tinggal lebih lama di Gunung Santri.

Melihat kecintaan para penduduk serta ingin selalu dekat dengan makam ayahnya, Nyi Adisara memutuskan tinggal di Gunung Santri, tidak kembali ke keraton.

Tibalah waktu Sunan Kalijaga meninggalkan Gunung Santri menuju Kadilangu Demak. Beberapa waktu kemudian, Nyi Adisara wafat dan dimakamkan di Gunung Santri.

Baca Juga: Dari Igirmranak: Jangan Mengaku Pecinta Alam Kalau Tidak Tahu Beda Konservasi dan Reboisasi

Demikianlah, kisah akhir Nyi Adisara. Permaisuri raja Mataram, panglima perang yang terpaksa meninggalkan keraton, berkorban demi kejayaan Mataram.

Waktu demi waktu berlalu. Di masa kemudian dan sampai sekarang, tempat bersemayamnya Nyi Adisara dikenal sebagai PANEMBAHAN ADISARA. Panembahan Adisara Gunung Santri juga dikenal sebagai Petilasan Sunan Kalijaga. Disebut petilasan karena Gunung Santri pernah disinggahi dan ditempati Sunan Kalijaga.

Kini Panembahan Adisara Gunung Santri berada di desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. Secara turun temurun dijaga oleh Juru Kunci keturunan Nyi Adisara. Pada setiap bulan besar Islam, penduduk mengadakan selamatan dan doa bersama, mendoakan Sunan Kalijaga dan Nyi Adisara serta para leluhur. Sebagai wujud syukur mengenang jasa dan perjuangan para leluhur.

Demikianlah kisah sejarah dari Panembahan Adisara Gunung Santri. Sebagai generasi Abad Digital, kita harus lebih mengenal dan menjaga nilai-nilai sejarah di tempat kita masing masing. Terimakasih.***

Artikel ini disusun oleh: Siwi Sang (Sudarpono) penulis buku sejarah Girindra Pararaja Tumapel - Majapahit.

Merujuk sumber cerita dari Juru Kunci Adisara dan beberapa sumber lain yang disadur ulang sebagai naskah cerita sejarah.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah