Sedangkan nama Sulaiman diambil dari penyiar agama yang berdakwah di Masjid Agung, yaitu Ki Sulaiman.
Muskipun terus mengalami perbaikan, namun Masjid Agung Nur Sulaiman ini tetap menjaga bentuk bangunan dan ornamen aslinya.
Jendela-jendela masjid di sekeliling tembok masih menggunakan kayu jati. Mihrab atau ruang imam terpisah dengan atap bangunan utama, ruang mihrab memiliki atap sendiri. Mustaka masjid ini berbentuk gada.
Demikian ulasan Masjid Agung Banyumas atau yang lebih dikenal Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, mudah-mudahan akan menambah pengetahuan bagi umat Islam dan semoga tetap terjaga bangunan masjid karena dilindungi sebagai cagar budaya di Banyumas.***