Rumah Gizi untuk Cegah Stunting, Berikut Penjelasan Selengkapnya

8 Juni 2022, 08:59 WIB
Ilustrasi Stunting pada anak - Rumah Gizi untuk Cegah Stunting, Berikut Penjelasan Selengkapnya /Tangkap Layar Youtube Direktorat Promkes dan PM Kemenkes RI

BANJARNEGARAKU - Rumah gizi untuk mencegah stunting sebagai salah satu upaya dalam penangan stunting di Indonesia.

Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting cukup tinggi, yaitu 24,4 persen dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen.

Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.

Baca Juga: Tinjau RTLH Bankeuprov Jateng, Tri Harso Widirahmanto Ajak Jaga Netralitas dan Kondusivitas Pilkada Tahun 2024

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Rumah gizi untuk cegah stunting yang dilansir banjarnegaraku.com dari laman muhammadiyah.or.id, berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: Mengangkat Potensi Pariwisata di Kabupaten Wonosobo, Salah Satunya Lava Bukit Prambanan

Untuk mencapai hasil strategi nasional penurunan stunting, maka hal yang sangat penting adalah komitmen dari semua lini dari tingkat pusat hingga tingkat desa, terlebih desa juga memegang peran yang sangat penting.

Begitu dikatakan Tri Hastuti Nur Rochimah, Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah dalam kegiatan Workshop Analisis Kebijakan dan Implementasi Program Penurunan Stunting Selasa, 7 Juni 2022.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah di Purbalingga Termonitor Aman, Ini Selengkapnya

Tri melanjutkan bahwa dengan adanya SDGS desa maka semua desa memiliki andil dalam penurunan stunting,

Belum lagi karena semua kementerian juga mempunyai program di tingkat desa, desa menurut Tri juga memiliki alokasi dana desa yang bisa digunakan untuk penurunan stunting.

Tri melanjutkan bahwa isu stunting masih menjadi PR dibeberapa Kabupaten atau Kota yang ada di Indonesia.

Baca Juga: 3 Teknik Menendang Bola dalam Permainan Sepak Bola, Pembahasan dan Kunci Jawaban Latihan Soal PJOK Kelas 4 SD

Tri menyebut bahwa prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 24.4% atau 5.33 juta balita berdasarkan SDGI pada tahun 2021.

Sedangkan target penurunan stunting yang diharapkan pemerintah adalah di bawah 14% pada tahun 2024.

Angka yang sangat tinggi ini tentu harus menjadi perhatian semua untuk bekerjasama menurunkannya.

Baca Juga: Waspada! Curah Hujan yang Tinggi di Purbalingga Rawan Bencana

Berbicara mengenai upaya penurunan stunting maka disebut Tri bahwa perubahan perilaku masyarakat adalah salah satu poin yang penting dan disini bisa menjadi peran kuat yang dilakukan Aisyiyah.

“Perubahan perilaku masyarakat membutuhan dukungan yang sangat kuat dari kita semua yang memiliki tangan dan komunitas di akar rumput seperti Aisyiyah maka Aisyiyah mempunyai peran penting untuk merubah perilaku terkait pemenuhan gizi di keluarga dan penurunan stunting.” jelas Tri.

Baca Juga: Warga Karangtengah Banjarnegara Kunjungi PLTP Patuha Bandung, Berikut Selengkapnya

Hingga saat ini Aisyiyah disebut Tri memiliki enam strategi dalam upaya penurunan stunting yakni penguatan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan di komunitas, pemenuhan akses layanan, pelibatan tokoh agama, dukungan keluarga, dan advokasi.

Salah satu inisiatif yang sudah dilakukan Aisyiyah di komunitas adalah pembentukan Rumah Gizi.

Baca Juga: Link Twibbon Hari Lahir Bung Karno, Sang Bapak Proklamator Indonesia, Lengkap dengan Cara Memasangnya

“Rumah Gizi adalah upaya mewujudkan peningkatan status gizi dan pencegahan stunting serta mengembangkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan berbasis komunitas,” ungkapnya.

Kerja-kerja ditingkat komunitas disebut Tri menjadi penting berdasarkan pembelajaran upaya penurunan stunting di beberapa negara,

Bahwa pendekatan komunitas dalam penurunan stunting menjadi penting apalagi di tengah masyarakat Indonesia yang bersifat komunal.*** 

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: muhammadiyah.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler