Ada kemungkinan dikarenakan adanya kerusakan pada bagian bagian telinga, dimana bisa rusak saat dalam kandungan, yang disebabkan oleh virus, asupan gizi yang kurang saat ibu hamil.
“Kalau tuli bawaan lahir atau kongenital susah sembuhnya. Solusinya sekolah di sekolah luar biasa agar mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan komunikasi non verbal,” terangnya.
dr Supriyo SpTHT KL juga mengharapkan masyarakat meminimalisir penggunaan headset yang terus terusan, bekerja dengan kebisingan, karena hal ini bisa memicu rusaknya alat pendengaran.
Itulah penjelasan dr Supriyo SpTHT KL, meminta masyarakat tidak asal menggunakan alat bantu dengar jika ada keluhan tuli.***