Indonesia dengan banyaknya pertanian, dan tanah yang lembab merupakan tempat yang disukai oleh cacing.
Proses penularan dapat terjadi apabila telur Ascaris dikeluarkan melalui kotoran orang yang terinfeksi cacing tersebut, misalnya orang buar air besar sembaragan di kebun, sungai atau semak, maka telur cacing akan tersimpan di tanah.
"Jika tanah tersebut kemudian untuk menanam sayur mayur, dan orang memakan sayur dengan tidak mencuci bersih, maka telur tersebut dapat masuk ketika sayur dimakan. Inilah pentingnya mencuci sayur dan buah dengan air mengalir agar bersih ketika dikonsumsi," katanya.
Nah, apabila telur tertelan, maka menetas berubah menjadi larva rhabditiform, larva tersebut berkembang di usus dan dapat menembus dinding usus kemudian bergerak ke pembuluh darah vena juga menyebar ke pembuluh limfe, masuk ke sistem sirkulasi darah, ke jantung dan akhirnya menuju paru-paru.
Baca Juga: Sekda Banjarnegara Lepas Kontingen Persari, Berikut Pesan Selengkapnya
Larva ini dapat terus masuk ke dinding bagian paru yaitu ke alveoli, bergerak menuju rongga alveoli, sampai akhirnya ke bronkhus dan sampai glottis.
Dari glottis kemudian masuk ke esofagus, selanjutnya berkembang menjadi cacing dewasa di usus selama 12 sampai 18 bulan.
Infeksi yang disebabkan sangat merugikan karena nutrisi di usus akan diambil oleh cacing tersebut.
Gejala yang ditimbulkan dapat bermacam-macam, seperti ruam gatal di kulit, keluarnya cacing saat buang air besar, badan lemas,