Namun, belum beberapa bulan kuliah cobaan sudah bertubi yakni bapaknya meninggal dunia di kampung.
Awalnya Alif Fikri hampir menyerah, hanya saja ia kembali teringat mantra “man shabara zhafira” yang artinya, siapa yang bersabar akan beruntung. Ia memilih untuk tetap berjuang dan bersabar.
Seiring berjalannya waktu, Alif Fikri tiba pada keberuntungannya yang pertama dimana ia terpilih sebagai mahasiswa utusan dalam program pertukaran belajar ke Benua Amerika.
Alif Fikri memilih Negara Kanada, selain Alif ada enam mahasiswa lain yang ikut program ini termasuk Raisa.
Selain itu, ia mendengar jika Raisa perempuan yang ingin ia cintai tidak ingin berpacaran melainkan langsung menikah.
Alif yang mendengar hal tersebut langsung mengurunkan untuk menyatakan melalui surat.
Alif menyimpan surat tersebut karena ia masih belum bisa menikahi Raisa.
Saat Alif Fikri mau menyerahkan surat, ia kaget bahwa Raisa sudah bertunagan dengan sahabatnya Randai.
Baca Juga: Revitalisasi Bahasa Daerah, Balai Bahasa Provinsi Jateng Gelar Pelatihan Guru Utama Bahasa Jawa