Warga menggelar tradisi tukar takir sebagai simbol rasa syukur atas segala nikmat serta keharmonisan seluruh masyarakat desa.
Tukar yang berarti saling menukar, sementara Takir adalah bekal nasi bersama lauk pauknya yang dibungkus menggunakan daun pisang dan ditempatkan pada wadah tenong dibawa oleh seluruh warga menuju ke alun-alun desa.
Sesampainya di alun-alun desa, takir-takir yang dibawa warga saling ditukarkan kepada warga lainnya. Tradisi tukar takir telah dilakukan secara turun temurun untuk menggambarkan rasa syukur serta wujud pengharapan dan doa bersama.
Dieng, kecamatan Batur
Warga Dieng memadati jalan utama kawasan Dieng di malam satu suro dengan menggelar kirab sepanjang satu kilometer. Kirab terdiri dari atraksi anak pembawa obor, kesenian tradisional setempat, wanita berkebaya, gunungan hasil bumi, nasi tumpeng dan beberapa pusaka jawa, berupa keris.
Pusaka berupa keris yang dimiliki sebagian tokoh masyarakat Dieng. Keris dipeecaya wajib dimandikan satu kali dalam satu tahun, yakni di malam satu suro. Pusaka tersebut dipercaya memiliki beberapa fungsi.
- tolak penyakit
- penerang kehidupan
- memperlancar komunikasi
- mencegah adanya ancaman dari luar
- membantu proses kelahiran.
Pada malam selepas pukul 19.00 WIB kirab dari desa menuju mata air Bimolukar. Bimolukar adalah mata air yang ada di Dieng dan sekaligus mata air Sungai Serayu. Tujuan mengambil air untuk memandikan keris pada tengah malam.
Setelah kirab, ditampilkan beberapa kesenian tradisional di desa dan setelahnya melaksanakan mujahadah bersama.