Network
Sampah yang terkumpul diaduk menggunakan capit supaya menghasilkan pembakaran yang merata. Sisa abu, batu dan logam kembali diolah supaya tidak membahayakan lingkungan. Panasnya untuk menggerakkan turbin listry dan dikonversi jadi air hangat.
Bangunan yang dirancang oleh Bjarke Ingels Group (BIG) merupakan respon terhadap tingginya tingkat emisi karbon di dunia. Konsep desain CopenHill tidak hanya sebagai pabrik pembangkit listrik dari sampah saja, namun untuk memberi kesadaran tentang pemanasan global.
Bagian atap pabrik yang tingginya hampir 90 meter hingga ke dasar dibuat menjadi lereng. Lereng sepanjang 400 meter membentang dari puncak bangunan hingga bawah. Terdapat dengan belokan 180 derajat di tengah landasan.
Permukaan ski seluas 10.000 meter persegi, dibuat oleh Neveplast , diwarnai dengan lima warna hijau, mulai dari terang di tengah lereng hingga gelap di tepinya. Alasan penggunaan warna ini selain mirip rumput, juga tidak mudah kotor.
Pengelola ski menyediakan alat ski untuk disewa. Namun mereka juga memperbolehkan pengunjung membawa peralatan sendiri. Bagi yang tidak ingin ski, bisa memilih seluncuran dengan menggunakan ban. Selain menggunakan eskalator, tempat ini juga menyediakan treking jalan kaki naik melalui tangga dan bebatuan yang dibuat berkelok.
Bagian lereng ini BIG bekerja sama dengan SLA Architects dalam perancangannya. Pada bagian bawah lereng terdapat caffe yang bisa digunakan untuk bertemu atau duduk-duduk. Terkadang ada pertunjukan musik meramaikan tempat tersebut. Ekonomi berputar di luar pengelolaan sampah.
Netizen banyak yang berharap sepulang dari Denmark, hasil belajar Pandawara bisa cepat diterapkan untuk menanggulangi sampah di Bandung dan di Indonesia pada umumnya. ***
