Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC

- 31 Juli 2022, 07:22 WIB
Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC
Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC /Teguh/Banjarnegaraku.Com

BANJARNEGARAKU.COM - Menindaklanjuti surat edaran Kecamatan Gombong untuk pelatihan kebencanaan dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk tingkatkan kemampuan desa tangguh bencana di Desa Klopogodo.

Pelatihan kebencanaan secara umum sudah dilaksanakan di dua belas desa yang berada di Kecamatan Gombong.

Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong adakan pelatihan kebencanaan lokal desa untuk tingkatkan kemampuan desa tangguh bencana Sabtu, 30 Juli 2022.

Baca Juga: Holly Kurniawati SKM MSi Resmi Jadi Anggota Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia, Terima SK dari Presiden Jokowi

Kegiatan ini sebagai salah satu tindak lanjut dari pembentukan Desa tangguh bencana (Destana) Desa Klopogodo tahun lalu, untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang tanggap bencana lokal desa.

Peserta yang mengikuti pelatihan tangap bencana ini terdiri dari unsur BPD, Linmas, RT, RW, PKK, Kader, Guru, Karang Taruna dan unsur lembaga desa lainnya.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mengamanatkan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana.

Baca Juga: Mengenal Sosok Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto Beserta Istri, Berikut Selengkapnya

Salah satu strategi untuk mewujudkan hal ini adalah melalui pengembangan desa atau kelurahan tangguh terhadap bencana dengan upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK).

Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC
Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC Teguh/Banjarnegaraku.Com

Pelatihan ini didampingi oleh TRC Kuwarasan yang memberikan materi secara teori dan praktek tentang penanganan pertama dalam kebencanaan.

TRC membagi materi dalam tiga pemaparan diantaranya penanganan saat gempa bumi, kebakaran, dan assessment atau mendata korban bencana.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

Bagaimana penanganan ketika terjadi gempa bumi? Satrio menyampaikan enam hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi.

Pertama, Melindungi kepala bagian kepala pada bagian otak kecil dengan berlindung pada meja atau kursi.

Kedua, Pastikan keluar ruangan ketika sudah tidak terjadi getaran.

Ketiga, Setelah keluar, berkumpul pada satu area dititik kumpul.

Baca Juga: Waspada! BMKG Sebut Akan Ada Potensi Gempa 8,7 Magnitudo di Sepanjang Selatan Pulau Jawa, Berpotensi Tsunami

Keempat, Kumpul pada daerah yang aman serta berhitung untuk memastikan jumlah orang dalam ruangan benar-benar lengkap.

Kelima, Memberi laporan kepada pihak terkait.

Keenam, Menyiapkan tas siaga bencana (pakaian, makanan, obat, senter, surat2 berharga dalam satu berkas) diganti secara periodik 3 bulan sekali.

Materi kedua tentang kebakaran, dalam hal ini penanganan kebakaran skala rumah yang yang disebabkan oleh kompor gas.

Baca Juga: Pikiran-rakyat.com Jadi Mitra Kampus Merdeka! Mahasiswa Bisa Magang Jadi Content Creator, Ini Link Daftarnya

Pawito menyampaikan bahwa bencana kebakaran, salah satunya berasal dari konsleting listrik dan kebocoran gas dari regulator dan slang.

"Peserta mempraktekan cara memadamkan api apabila terjadi kebocoran gas yaitu dengan melepas regulator dan menutup ujung regulator yang bocor tersebut," tambahnya.

Berikut cara menanggulangi resiko terjadinya kebakaran dirumah

Pertama, Memadamkan api tat kala muncul api dengan cara memutus api dengan melepas regulator, jauhkan tabung dari api supaya tidak terjadi kebakaran.

Baca Juga: Manfaat Kelor! Ini Kata dr Agus Ujianto, Daun Ajaib yang Mampu Menyeimbangkan Metabolisme Tubuh

Kedua, Menyelamatkan daerah yang masih ada apinya.

Ketiga, Mencari kain dan celupkan ke air serta menutupkannya.

"Munculnya api meliputi tiga unsur yaitu bahan bakar, udara, sumber api yang berasal korek dan listrik statis," ungkap Medik Atmajaya.

TRC membuat simulasi terjadinya kebakaran dan peserta mempraktekan cara perlindungan diri serta memadamkan api menggunakn apar.

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Menurut Primbon Jawa, Kenali Watak Manusia dari Weton Kata Suhu Padepokan Carang Seket

Tidak hanya itu, peserta dibekali assesmen terhadap simulasi tersebut, dimana salah satu orang yang menjadi korban untuk mendata sejumlah pada lokasi titik kumpul.

Hal ini bertujuan untuk memastikan dan mengecek bahwa tidak ada korban dilokasi pada saat terjadi bencana dan dilanjutkan untuk melaporkannya.

Sebagai penutup tim TRC membuat jembatan keledai dalam bentuk syair nyanyian untuk bisa diajarkan kepada anak sekolah atau masyarakat.

"Kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa masuk kolong meja, kalau ada gempa hindari kaca jendela, kalau ada gempa lari ketempat terbuka".***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x