Ganjar Rangkul Kades di Banjarnegara dan Wonosobo Percepat Atasi Stunting

- 2 Februari 2023, 11:31 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat rakor bersama pemprov Jawa Tengah , Pemkab Banjarnegara dan Pemkab Wonosobo di Balai Desa Kebanaran, Mandiraja pada Rabu 1 Februari 2023
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat rakor bersama pemprov Jawa Tengah , Pemkab Banjarnegara dan Pemkab Wonosobo di Balai Desa Kebanaran, Mandiraja pada Rabu 1 Februari 2023 /doc. Pemprov Jawa Tengah
BANJARNEGARAKU.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai perlu upaya keras untuk menekan angka resko stunting di Banjarnegara dan Wonosobo.
 
Hal tersebut dikemukakan saat rapat koordinasi Percepatan Penanganan Kemiskinan di Balaidesa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Rabu 1 Februari 2023.
 
"Dua kabupaten ini memang menjadi perhatian kita, sehingga, (Rakor) ini dua saja (Banjarnegara dan Wonosobo) biar konsentrasi tinggi,” ujarnya.
 
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak seluruh kepala desa di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo tancap gas tangani stunting.
 
 
"Antusiasme kawan-kawan Kades cukup bagus, kalau Rakor sebelumnya bisa tiga hari, ini bisa cepat pendataannya, para kades sanggup dua hari,” lanjut Ganjar.
 
Ganjar menyebut para kepala desa menunjukkan antusiasme dalam percepatan penanganannya.
 
"Komitmen tersebut, akan terus didukung, dan kita lakukan upaya penanganan secara bersama-sama," tegasnya.
 
Pihaknya menjelaskan, indikator kemiskinan, individu berisiko stunting di Kabupaten Banjarnegara mencapai 22.561 orang.
 
 
Sedangkan untuk Kabupaten Wonosobo menurut data ada sekitar 10.627 orang.
 
"Tadi Kades ingin ngebut tancap gas, maka komitmen itu yang hari ini kita butuhkan, besok (Rakor) Insyaallah yang terakhir, dan minggu depan harapan kita mulai mendapatkan data-data awal dan kita evaluasi," ungkapnya.
 
Hal tersebut lanjut Ganjar sebagai upaya untuk bisa melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem dan stunting.
 
Ganjar juga memastikan, para Kades tidak bekerja sendiri, penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting akan melibatkan swasta dan perguruan tinggi.
 
"Untuk perguruan tinggi, kita sudah komitmen dengan UGM berikan beras fortifikasi sebagai asupan," ujarnya.
 
 
Selain itu, mahasiswa melalui KKN (kuliah kerja nyata) mengecek dan beri treatment.
 
"Pertanian akan memantau, kedokteran melihat hasilnya, UGM membuat sistemnya, dan perusahaan kita libatkan, sehingga pemerintah, swasta dan perguruan tinggi kerja bareng-bareng,” pungkasnya.***

Editor: M. Alwan Rifai


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x