Khutbah Idul Fitri 1444 H, Tujuh Fitrah Manusia, Salah Satunya Hidup Berkemajuan

21 April 2023, 14:12 WIB
Khutbah Idul Fitri 1444 H, Tujuh Fitrah Manusia, Salah Satunya Hidup Berkemajuan /Teguh/Banjarnegaraku.com

BANJARNEGARAKU. COM - Tujuh fitrah manusia merupakan tema khutbah salat idul fitri 1444 H oleh Drs. Akhmad Kifni di halaman Universitas Muhammadiyah Gombong Jumat, 21 April 2023.

Tujuh fitrah manusia yang disampaikan dalam khutbah idul fitri, salah satunya adalah hidup berkemajuan.

Pelaksanaan hari raya idul fitri yang dilaksanakan Jumat 21 April 2023 adalah menggunakan metode hisab.

Baca Juga: Puasa Hari Ke-30 Ramadhan Tidak di Hari yang Syakk, Prof Ahmad Rofiq: Dasarnya Sangat Jelas

"Umat islam yang melaksanakan sholat idul fitri baik di hari Jumat, 21 April 2023 atau Sabtu, 22 April 2023 tidak usah saling menyalahkan", ungkap Kifni.

"Dalam penentuan 1 syawal bukan hanya mengandalkan hawa nafsu tapi menggunakan ilmu", tambahnya.

Seperti halnya diterangkan dalam Al Quran Surat Al Mujadalah Ayat 11 yang artinya " Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Baca Juga: Pahami! Niat Sholat Idul Fitri Imam, Makmum, dan Sendirian dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan Indonesia

Muhammadiyah dalam menentukan 1 syawal 1444 H pada 21 April 2023 adalah menggunakan metode hisab.

Muhammadiyah menggunakan metode yang disebut Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang artinya penghitungan kalender berdasarkan posisi astronomis bulan tanpa harus dikonfirmasi melalui penampakan fisik secara langsung.

Berikut ini Tujuh Fitrah Manusia yang sampaikan dalam khutbah hari raya idul fitri 1444 H oleh Drs. Akhmad Kifni.

Pertama, Manusia memiliki akal.

Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia diberi akal sehingga menjadi pembeda dari makhluk lainnya.

Baca Juga: Yuk! Sambut Hari Kemenangan, Siapkan Tata Cara dan Bacaan Niat Sholat Idul Fitri 1444 H
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan manusia dapat menggunakan akalnya dengan berdasarkan ilmu.

Kedua, Derajat Manusia dihadapan Allah sama.

Salah satunya ada dalam QS Al Araf ayat 37 yang artinya " Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata, Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?" Mereka (orang musyrik) menjawab, "Semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka memberikan kesaksian diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir."

Ketiga, Jangan merasa paling benar sendiri

"Jamaah salat idul fitri disini tidak ada yang suci, pasti mempunyai kesalahan maka marilah bertaubat, saling meminta maaf antara sesama manusia", terangnya.

Baca Juga: Soroti! Permahi Bangka Belitung Soal Dugaan Suka Pamer Hidup Mewah Monica Haprinda Sang Istri Walikota

Keempat, Hidup manusia berkeseimbangan.

Hidup manusia harus seimbang antara dunia dan akhirat dimana tidak hanya fisik tapi juga rohani spiritualnya.

Seperti terdapat dalam Al Quran surat Al Qasas ayat 77 yang artinya " Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

Baca Juga: Peringati Hari Kartini 21 April 2023, Yuk.. Mengenal Sosok Khuswatun Chasanah, Kartininya KPU Banjarnegara

Kelima, Semangat islam untuk bergaul dan tidak menyendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial harus bisa hidup bermasyarakat, akrab dengan keluarga, bisa bergaul dan tidak hidup menyendiri.

Keenam, Hidup berkemajuan.

"Salah satu contohnya adalah perkembangan tekhnologi Hand Phone yang bisa menelan berbagai produk-produk lainnya", ungkap Kifni.

"Penentuan 1 syawal dengan metode hisab itu juga salah satu berfikir berkemajuan", tambahnya.

Baca Juga: Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih Tanggapi Soal Monica Haprinda Istri Walikota Pangkalpinang, Simak Berikut..

Contoh yang lainnya adalah fenomena gerhana matahari yang bisa diketahui sebelumnya, seperti yang terjadi pada Kamis, 20 April 2023.

Ketujuh, Tanggung jawab manusia kepada Allah adalah sendiri-sendiri.

Tidak ada seorangpun yang akan menanggung kesalahan orang lain, akan tetapi diri sendirilah yang akan mempertanggungjawabkannya.

Dalam mengakhiri khutbahnya menyampaikan “bahwa bukan nafsu yang kita kedepankan tapi ilmu yang menjadi dasar", pungkasnya.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler