2. Berpuasa
“Nabi juga ketika pada hari kelahiran yang kebetulan hari Senin mensyukurinya dengan puasa,” ujar Ustaz Ainul, seperti dikuti KabarLumajang.com dari laman umma.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ: "فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ"
Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, “(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.” (HR. Muslim).
“Hadis ini diriwayatkan dalam banyak kitab hadis. Di antaranya Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Musnad Ahmad, Shahih Ibnu Khuzaimah, dan Syu’ab Al-Iman. Syekh Al-Mubarakfuri (w. 1414 H.), mengatakan bahwa tujuan Nabi Muhammad SAW berpuasa pada hari Senin adalah untuk mensyukuri kedua nikmat Allah tersebut,” jelasnya.
Baca Juga: Breaking News! Tembok Surya Yudha Sport Center Banjarnegara Ambruk
Dalam kitab Mirat Al-Mafatih Syarah Misykat Al-Mashabih, beliau berkata,
(فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ) أي الوَحْيُ (عَلَىَّ) أي فَأَصُوْمُ شُكْراً لِهَاتَيْنِ النِّعْمَتَيْنِ
"(Di saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku diberi wahyu) maka aku berpuasa sebagai ungkapan syukur untuk kedua nikmat tersebut."
Keterangan ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mensyukuri hari lahirnya dengan cara beribadah, yaitu ibadah puasa.