Niat dan Keutamaan Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Apa Itu Itikaf?

- 12 April 2023, 13:08 WIB
Ilustrasi Itikaf. Niat dan Keutamaan Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Apa Itu Itikaf?
Ilustrasi Itikaf. Niat dan Keutamaan Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Apa Itu Itikaf? /Pexels

BANJARNEGARAKU.COM - Ibadah yang sering dilakukan ketika mendekati sepuluh hari puasa Ramadhan yakni melaksanakan itikaf. Secara harfiah pengertian itikaf adalah ketekunan dengan sesuatu dan mengurung diri sendiri. Sedangkan dalam konteks syari’ah, itikaf mengandung makna tinggal di masjid untuk tujuan menyembah Allah SWT.

Sedangkan Itikaf adalah salah satu amalan yang paling baik dan bentuk ketaatan yang sangat baik kepada Allah SWT. Dikatakan dalam HR Bukhari bahwa Nabi Muhammad SAW biasa mengasingkan diri (di masjid) selama sepuluh hari terakhir Ramadhan sampai hari kematiannya.

Baca Juga: Resep Sambal Goreng Kentang, Menu Wajib Saat Lebaran, Cobain Auto Nagih Rasanya...

Allah SWT berfirman: “... dan Aku perintahkan Ibrahim dan Ismail bahwa mereka harus menyucikan Rumah-Ku (Ka'abah di Makkah) bagi orang-orang yang mengelilinginya, atau mengasingkan (itikaf) atau ruku atau sujud (shalat)” (Al-Baqarah: 125).

Hukum itikaf

Dilansir Banjarnegaraku.com dari Malang Terkini pada 12 April 2023, Apa Itu Itikaf? Simak Syarat, Niat dan Keutamaan Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Jaga Netralitas, Kepala SD Ajibarang Ikuti Sosialisasi Hak dan Larangan ASN dalam Pemilu

Diketahui, itikaf merupakan amalan yang dianjurkan dan tidak wajib, yang dapat dilakukan kapan saja. Namun, bentuk terbaik dari itikaf adalah yang dilakukan selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Syarat melakukan itikaf

1. Membuat niat

Dia yang melakukan itikaf harus membuat niat bahwa dia tinggal di dalam masjid untuk beribadah kepada Allah agar lebih dekat dengan-Nya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad: “Sesungguhnya setiap perbuatan dinilai menurut niatnya.”

Baca Juga: Kebakaran Cilongok, Pemkab Banyumas Segera Bantu Bangun Rumah Korban

2. Bahwa masjid tempat itikaf adalah masjid tempat shalat jama'ah dilakukan Tidak boleh melakukannya kecuali di masjid; “Dan janganlah kamu berhubungan dengan mereka selama kamu beritikaf di masjid-masjid.” (Baqarah: 187)

3. Bersuci sebelum melakukan itikaf

Tidak diperbolehkan bagi seorang pria yang belum bersuci dari janabah (najis ritual), atau seorang wanita yang sedang mengalami pendarahan nifas atau menstruasi, untuk melakukan itikaf. Hal ini karena orang-orang dari dua kategori ini tidak diperbolehkan untuk tinggal di masjid, karena mereka sedang dalam keadaan tidak suci.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purwokerto Rabu 12 April 2023, Pagi Siang Berawan, Sore Malam Potensi Turun Hujan

4. Puasa bukan syarat itikaf

Puasa tidak dianggap sebagai prasyarat untuk melakukan itikaf, karena Abdullah Ibn Umar melaporkan bahwa ayahnya, Umar, berkata kepada Nabi: Saya berjanji kepada Allah selama Jahiliyah (masa jahiliyah sebelum Islam) bahwa saya akan mengasingkan diri untuk malam di Masjidil Haram (di Makkah). Kemudian Nabi berkata: “Tepati janjimu.” (HR. Al-Bukhari).

Jika puasa adalah prasyarat untuk itikaf, pengasingan di malam hari oleh Umar tidak akan sah. Selain itu, ditetapkan pula bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf pada sepuluh hari pertama bulan Syawal, di antaranya adalah hari Idul Fitri, ketika puasa dilarang.

Waktu itikaf

Diperbolehkan untuk melakukan itikaf setiap hari dan dalam atau untuk jangka waktu berapa pun, tetapi yang paling disukai adalah bahwa waktu itikaf tidak boleh dilakukan kurang dari satu hari atau satu malam penuh.

Baca Juga: Lebaran Makin Dekat, Harga Kepokmas di Purbalingga Masih Stabil

Hal ini karena belum tercatat dari Nabi maupun dari para sahabatnya bahwa mereka melakukan itikaf untuk periode yang lebih sedikit dari itu.

Itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan

Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah periode terbaik untuk melakukan itikaf. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh 'Aishah, yang mengatakan: "Nabi Muhammad biasa mengasingkan diri untuk beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mengambil jiwanya." (HR Bukhari)

Itikaf diakhiri dengan terbenamnya matahari di hari terakhir Ramadhan. Namun dianjurkan untuk menunda keluar masjid hingga dini hari Idul Fitri, karena hal ini tercatat banyak dipraktikkan oleh para pendahulu yang saleh.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purbalingga Rabu 12 April 2023, Pagi Siang Berawan, Sore Malam Potensi Turun Hujan

Keutamaan itikaf

Tujuan atau keutamaan itikaf adalah untuk membebaskan pikiran dari semua urusan duniawi, dan untuk berkonsentrasi dan disibukkan dengan ibadah kepada Allah SWT saja. Oleh karena itu sangat penting bahwa seseorang yang melakukan itikaf harus membebaskan pikirannya dari semua urusan duniawi karena alasan ini.***

 

 

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Malang Terkini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x