Selain kampanye bahaya pernikahan usia dini, kata Dr Haslinda Daulay Abidinsyah SE MSi, ada hal lain yang menjadi program unggulan PB IIDI.
"Yang pertama adalah mendukung program pemerintah tentang perilaku hidup bersih dan sehat," kata Dr Haslinda Daulay Abidinsyah.
Menurut dia, ada sepuluh program dari 3 program unggulan yang sampai sekarang pemerintah pun belum maksimal dalam menjalankannya. Pemerintah berharap peran serta aktif elemen masyarakat, yakni dengan turut serta mengenalkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke dalam masyarakat pada umumnya.
"Dalam kegiatan itu, kami sosialisasikan pentingnya dan manfaat penggunaan air bersih, antara lain mensosialisasikan cuci tangan dengan sabun. PHBS ini kan gunanya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan anak. Yaitu, ibu hamil hingga melahirkan anak yang mana keduanya sama-sama sehat, selamat, tidak kurang suatu apa. Artinya, keduanya atau salah satu di antaranya tidak meninggal dunia pada saat proses persalinan. Pasca kelahiran, kami juga hadir bersama pemerintah melalui program Posyandu, kemudian Program Bina Balita, agar program PHBS berjalan lancar."
Program yang selanjutnya adalah mengenai penyakit menular. Contohnya TBC. Sebagaimana kitahu, penanganan TBC ini butuh obat dalam jangka panjang dan kuntinyu. Kami melihat kader-kader Puskesmas kesulitan untuk mengajak keluarga yang anggotanya terkena TBC untuk datang mengambil obat di Puskesmas. Padahal, kader Pusksemas tentu akan mengalami kesulitan jika harus mengantarkan obat TBC ke rumah-rumah penderita. Antara lain karena tidak semua rumah penderita TBC itu dekat dengan Puskesmas.
Baca Juga: 5 Perairan Terpenting di Dunia, Salah Satunya di Indonesia
"Nah itu lah program unggulan kedua kami. Jadi di program unggulan kedua ini, kepada ibu-ibu anggota IIDI di daerah supaya mau membantu kader Pusklesmas mendatangi keluarga yang terkena TBC. Misalnya dengan iming-iming hadiah, jika penderita TBC mau makan obat selama 6 bulan berturut-turut, maka IIDI akan memberi hadiah telur sebagai asupan harian. Nah itu program unggulan kedua kami," jelasnya.
Sementara itu, tambah dia, untuk HIV, IIDI hanya melakukan penyuluhan melalui remaja pada umumnya. Antara lain di sekolah menengah tingkat pertama dan ata (SMP/SMA).