Banjarnegara Menjadi Titik Awal Lahirnya Kepanduan di Indonesia dan Cikal Bakal Gerakan Pramuka

12 Desember 2022, 11:33 WIB
Prasasti Pandu di Banjarnegara, sebagai pertanda sejarah lahirnya gerakan kepanduan di Indonesia /doc. Cokrobamedia



BANJARNEGARAKU.COM
– Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, lebih dikenal sebagai Gerakan Pramuka Indonesia, adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan Kepanduan di Indonesia

Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya

Gerakan Pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sejarah Pramuka di Indonesia diawali dengan munculnya gerakan Kepanduan pada masa pergerakan nasional yang didengungkan oleh pemuda.

Baca Juga: Fakta Menarik Waduk Mrica Atau Bendungan Panglima Besar Soedirman di Banjarnegara, Terbesar di Asia Tenggara

Kepanduan pertama kali lahir di Indonesia pada 1912 sebagai bagian dari organisasi Kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di negeri Belanda.

Istilah kepanduan muncul setelah Belanda melarang penggunaan istilah padvinder oleh organisasi kepanduan di Indonesia.

Dari sini timbullah pertanyaan, siapakah peletak dasar pertama kali untuk istilah Kepanduan di Indonesia?

Siapa yang tak kenal dengan nama pahlawan nasional KH. Agus Salim, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.

Baca Juga: Waspadai Demam Berdarah Saat Musim Hujan, Kenali Gejala dan Tanda-Tandanya

Sejarah mencatat, gerakan kepanduan di Indonesia tidak lepas dari gagasan Baden Powell tentang gerakan pembinaan pemuda di Inggris, yang menyebar ke berbagai negara, salah satunya Belanda.

Di Belanda, gerakan pembinaan pemuda disebut sebagai padvinder, yang kemudian dibawa masuk ke wilayah jajahannya, termasuk di wilayah Indonesia.

Pada 1912, Belanda membentuk gerakan Kepanduan di Indonesia sebagai bagian dari organisasi kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di negeri Belanda.

Kemudian pada 1916, Pangeran Mangunegoro VII mendirikan perkumpulan kepanduan pertama bagi anak-anak Indonesia di Solo, Jawa Tengah, dengan nama Javaansche Padvinders-Organisatie (JPO).

Baca Juga: RSUD Banjarnegara, Berawal dari Gerakan Satu Sen Gagasan Anna Lasmanah

Setelah itu, para pemimpin gerakan nasional membentuk beberapa organisasi Kepanduan yang bertujuan membentuk manusia yang baik sekaligus menjadi kader pergerakan nasional.

Hasilnya, selain JPO, muncul bermacam-macam organisasi kepanduan seperti Jong Java Padvindery (JJP), Nationale Islamitsche Padvindery (NATIPIJ), dan Syarikat Islam Afdeling Padvindery (SIAP).

Melihat banyaknya organisasi Kepanduan di Indonesia, Belanda mulai melarang penggunaan istilah padvinders dan padvinderij.

Menanggapi larangan tersebut, KH. Agus Salim mengusulkan agar istilah padvinders diganti dengan pandu (penunjuk jalan) dan padvinderij diganti kepanduan.

Baca Juga: Serulingmas Zoo Banjarnegara, Berikut Sejarah dan Asal Usul Selengkapnya

Ternyata siapa yang menyangka bahwa usulan tersebut disampaikan dalam kongres kepanduan Syarikat Islam (SI) pertama yang diselenggarakan pada 2-5 Februari 1928 di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Banjarnegara adalah sebuah kota kecil diwilayah Jawa Tengah dimana pada saat itu menjadi basis gerakan kepanduan Syarikat Islam.

KH Agus Salim mencetuskan nama pandu dan Kepanduan yang dikemudian hari mulai dipakai untuk organisasi kepramukaan Indonesia.

Sejarah mencatat, dari gerakan kepanduan tersebut kemudian terus mengalami perkembangan secara pesat dan dilebur menjadi satu pada tahun 1961 dengan nama Gerakan Pramuka sesuai instruksi presiden Soekarno.

Baca Juga: Trombosit Erat Kaitannya dengan Demam Berdarah, Simak Penjelasan Dokter PMI Banjarnegara

Untuk mengabadikan tempat dan peristiwa bersejarah tersebut, di Banjarnegara tepatnya di komplek SMA Cokroaminoto dibangun sebuah prasasti pandu sebagai tanda sejarah peristiwa penting lahirnya kepanduan di Indonesia.

Prasasti pandu tersebut ditandatangai oleh Ketua Kwartir nasional Gerakan Pramuka yang menjabat kala itu yakni Azrul Azwar dan diresmikan pada 23 Oktober 2013.

Nah, bagaimana masyarakat Banjarnegara, terutama generasi muda ternyata berawal dari sejarah tersebut kita seyogyanya bangga menjadi bagian yang sangat dekat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Enyong bangga pramukane Banjarnegara.***

Editor: M. Alwan Rifai

Tags

Terkini

Terpopuler