BANJARNEGARAKU - Berbeda, perayaan kelulusan siswa SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara lakukan hal ini.
Perayaan kelulusan memang dikhawatirkan dilakukan dengan cara-cara tidak terpuji seperti aksi pawai dan juga corat-coret baju seragam, namun berbeda dengan apa yang dilakukan siswa SMAN 1 Sigaluh.
Siswa SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara justru lakukan hal yang berbeda, yaitu menyumbangkan seragam kepada siswa yang lebih membutuhkan, hal ini sudah menjadi tradisi.
Baca Juga: Breaking News! Hujan Intensitas Tinggi Picu Longsor di Kebutuhjurang Banjarnegara
Seperti yang dilakukan oleh salah satu siswa Teguh Mandala Putra, Jumat 13 Mei 2022, tak hanya seragam putih abu-abu dan pramuka, bahkan baju olahraga, atribut pramuka beserta masker kain pun ia sumbangkan untuk adik kelasnya.
"Saya ingin berkontribusi positif di akhir saya meninggalkan sekolah. Apa lagi seragam kami kan jarang dipakai saat pandemi, jadi masih bagus dan layak pakai. Semoga bermanfaat untuk adik-adik kelas," ujar siswa yang bercita-cita menjadi tentara ini.
Baca Juga: PMI Batang Gandeng Kemenag Optimalisasikan Pembinaan Remaja, Berikut Selengkapnya
Wakasek Humas SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono menjelaskan, tradisi menyumbang seragam ini sudah lama diterapkan, tujuannya membantu siswa yang kurang mampu agar tidak perlu lagi membeli seragam.
"Banyak diantara siswa kita yang kurang mampu, sehingga jika harus membeli seragam baru tentu memberatkan. Karenanya kami meminta para alumni untuk menyumbangkan seragam mereka untuk adik kelasnya," jelas Heni.
Baca Juga: Hari Buruh di Banjarnegara, Momentum Bangkit dari Pandemi Covid-19
Tak hanya dari pengumpulan seragam bekas pantas pakai, Heni menmbahkan juga bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga setiap tahunnya memberikan seragam gratis untuk siswa kurang mampu.
Dijelaskan Heni, selama dua tahun terakhir SMAN 1 Sigaluh juga diberi seragam gratis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng sebanyak 131 seragam.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Cara Pencegahan Hepatitis Akut, Begini Selengkapnya
Hal tersebut tentu sangat membantu. Jika ada yang belum tercover bantuan, pihaknya juga ada dana zakat dan infaq dari guru untuk membeli seragam bagi siswa yang kurang mampu.
"Prinsipnya jangan sampai ada anak tidak mau sekolah hanya karena tidak punya seragam," tandas Heni.***