Protes Podcast Close The Door Tentang Legetang Banjarnegara yang Disebut Suka Pesta Seks

7 September 2023, 14:10 WIB
Tugu Legetang di Pekasiran, Batur, Banjarnegara /Brave/Ayundahaha / Googlemaps

 

BANJARNEGARAKU.COM - Masyarakat risih dan protes saat mendengar podcast dari Deddy Corbuzier. Dia mengundang Fajar Aditya atau RJL 5 yang dikatakan mencari fakta dan menemukan bukti mengerikan. Pada podcast itu disebutkan Legetang yang hilang dalam semalam dikaitkan dengan pesta seks. 

Video podcast yang diunggah pada 6 September 2023 ini sudah ditonton oleh 1,4 juta orang dan mendapat 4 ribu komentar dan disuka 32 ribu jempol. Judul resmi podcast youtube ini adalah 'Ini Kisah Nyata! Desa Ini Lenyap Dalam Satu Malam!! Ritual Sex Aneh Mereka Adalah.. RJL 5Podcas - Podcast'. Sedangkan di bagian keterangan dituliskan 'Kisah sebuah desa di Indonesia yang lenyap dalam satu malam, RJL 5 mencari fakta itu.. Dan dia menemukan sebuah bukti yang mengerikan'. 

 Baca Juga: 14 Ribu Jiwa Lebih di Banjarnegara Kekeringan, PGRI Siap Berpartisipasi Salurkan Air Bersih

Sebuah judul dan keterangan sangat provokatif. Fajar atau RJL 5 pun membuka kisah perjalanan podcast RJL 5 dengan kisah saat mencari fakta Legetang. Entah referensi sejarah yang mana yang dikutip, dia menceritakan bahwa Legetang lenyap satu malam. 

RJL 5 mengatakan saat wawancara narasumber dia juga ditunjukkan makalah tentang desa Legetang. Opini yang berkembang jadi seperti kena azab Sodom Gomora karena orang desa Legetang suka melakukan seks menyimpang. Berkaitan hal ini, Deddy sebagai tuan rumah 'Close The Door' (CFD) mengejar fakta ini lebih jauh. 

 

RJL 5 di podcast CTD YouTube Close The Door / tangkap layar

Fajar sempat meluruskan saat ditanya satu desa Legetang hobi seks. "Bukan hobi ya. Suka melakukan," ujar Fajar. Saat ditanya itu dilakukan satu desa, Fajar mengiyakan dengan mantap. "Iya, desa Legetang itu," tegasnya. 

Pembahasan lebih jauh saat Deddy mempersepsikan desa Legetang seperti kaum Sodom. Aditya kembali menyebut, "iyaa ada yang mengkait-kaitkan lah sama jamannya nabi Luth dahulu," kata RJL 5. Aditya pada bagian ini menjelaskan terjadinya praktik homoseksual laki-laki dengan laki-laki. 

Aditya punya visi misi mengangkat kisah 'untold story' dengan unsur sains. Namun kali ini sepertinya dia bertemu narasumber dan sumber yang kurang tepat. 

Baca Juga: Yakin PARAH! Hacker Meretas Akun YouTube DPR RI untuk LIFE Judi Online

Protes Close The Door yang Menyebutkan Legetang Suka Pesta Seks

Postingan instagram dari @Praumountain pada tanggal yang sama 6 September 2023 menanggapi video podcast yang dirasa merendahkan harkat dan martabat Legetang di daerah Dieng. Admin Prau mountain yang biasa posting tentang gunung terpaksa turun gunung. 

"Ijin memberikan versi sedikit ilmiah, sedikit sejarah dan teori konspirasi" tulis admin membuka versi yang seharusnya dikemukakan. Kawasan Dieng sebelum peradaban Islam masuk adalah kawasan Hindu (pemahat candi) pertama di Indonesia jadi sudah relijius sekali. 

Ternyata tidak semua warga Legetang punah. Ada warga Legetang yang selamat dari bencana tanah longsor pada 16/17 April 1955 itu. Warga yang selamat karena malam itu tidak berada di Legetang. Tentu saja jadi orang yang paling kehilangan tetangga, keluarga, harta benda, kenalan. 

Mengutip dari Geomagz vol 3 no 1tahun 2013, longsor dipicu oleh retakan dan celah pada puncak gunung. Tepatnya berada di sisi tenggara gunung berhadapan dengan bukit sisi timur. Retakan tersebut sudah diketahui warga beberapa pekan sebelum longsor terjadi. Retakan tersebut menjadi sumber masuknya air hujan ke dalam tanah sehingga menciptakan bidang luncur air di dalam lereng. 

Akibat lereng tidak mampu menampung air, lereng terlempar menghantam bukit di depan. Material tersebut secara cepat bergerak menyusuri dinding bukit dan berhenti di bawahnya, di mana desa Legetang berada. Jadi tidak benar seperti yang digambarkan orang orang bukit tersebut terbang lalu jatuh di atas Legetang. 

 Baca Juga: Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, Lihat Jadwal Lengkapnya!

Akun tersebut juga membahas adanya kemunculan kisah 'pesta seks' adalah konspirasi PKI vs organisasi keagamaan. Saat PKI kalah politis, munculah versi menyalahkan ahlak dengan konspirasi agama. Namun akun tersebut menolak membahas hal ini lebih rinci. 

Ada juga versi teori likuifasi dari ahli geologi ITB, Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun. Sebuah gerakan tanah yang mirip dengan peristiwa gempa Palu beberapa waktu lalu. 

Pada akhir postingan admin mengajak al-fatihah bagi para korban Legetang. Para simbah yang wafat. Postingan itu juga menyatakan pihak CFD mengenai hal tersebut tanpa niatan untuk panjat sosial (pansos). 

Tanggapan Masyarakat Sejarah Indonesia cabang Banjarnegara

Senada dengan akun @praumountain, Heni Purwono ketua MSI Banjarnegara juga menyatakan ketidaksetujuan dengan pernyataan 'pesta seks' yang dibesar-besarkan pada podcast Deddy tersebut. 

"Sebagai seorang sejarawan tidak bisa menerima secara mentah-mentah menerima pendapat yang ada di podcastnya om Deddy Corbuzier," ujar Heni. 

Batur dan Dieng adalah pusat relijius sejak era Hindu Budha bahkan sekarang pun jadi pusat perkembangan Islam yang pesat. Pekasiran dan Batur itu tanahnya subur sehingga petani di sana cukup makmur sehingga dari sisi keagamaan tidak kurang. 

Heni tidak yakin pada tahun 1955 ada aktifitas seperti yang disampaikan di podcast (pesta seks). Seharusnya yang dikemukakan adalah sisi sejarahnya. Kejadian hilangnya satu desa terjadi beberapa kali di Banjarnegara. Peristiwa Longsor Sijeruk (2006) dan Longsor Jemblung (2014). 

 Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2023, Satlantas Polres Banjarnegara Ajak Masyarakat Tertib Berlalu Lintas

"(Legetang) , Sijeruk dan Jemblung tipikal kejadiannya nyaris sama. Hampir satu desa hilang lenyap," tutur Heni menjelaskan. 

Kontur tanah di Banjarnegara memang banyak seperti itu (mudah longsor). Jadi tentang gunung berpindah itu kurang tepat. 

Mengenai perbuatan buruk yang dibalas Tuhan (azab) itu butuh penelitian lebih lanjut. Iya kalau betul itu azab, jika tidak tentu kasihan warga yang menerima stigma negatif. Mereka terhakimi bahwa di masa lalu seperti itu.

"Secara sosio kultural, saya tidak terlalu percaya, masyarakat pegunungan Batur sampai sekarang pun dikenal sebagai masyarakat relijius" pungkas Heni menjelaskan tanggapannya terhadap yang diceritakan RJL 5.***

 

 

Editor: Ali A

Sumber: Instagram @prau_mountain Heni Purwono YouTube Close The Door

Tags

Terkini

Terpopuler