Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, Ini yang Dilakukan Permadani Banjarnegara, Merawat dan Nguri-uri Budaya

- 4 Desember 2022, 15:50 WIB
Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, Ini yang Dilakukan Permadani Banjarnegara, Merawat dan Nguri-uri Budaya Jawa
Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, Ini yang Dilakukan Permadani Banjarnegara, Merawat dan Nguri-uri Budaya Jawa /Dinkominfo Banjarnegara

BANJARNEGARAKU.COM – Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk, sebagai upaya merawat kebudayaan Jawa dan menjaga warisan leluhur.

Dalam upaya merawat kebudayaan Jawa dan menjaga warisan leluhur, sekaligus nguri-uri budaya Jawa, Permadani Banjarnegara, gelar Wayang Kulit semalam suntuk pada Sabtu malam Minggu 3 Desember 2022.

Pagelaran Wayang Kulit tersebut bertempat di Balai Desa Medayu, Kecamatan Wanadadi, mulai pukul 20.00 WIB pada Sabtu malam Minggu 3 Desember 2022.

Baca Juga: Bupati Pantau Dampak Gempa di Garut, Sejumlah Rumah di Beberapa Kecamatan Retak

Kegiatan tersebut juga untuk memperingati Hari Wayang Nasional, dan memeriahkan peltikan pengurus DPC Permadani Kecamatan Purwanegara.

Tak tanggung-tanggung, dua dalang kondang Banjarnegara tampil memukau malam itu, yaitu Ki Krisna Ady, Ki Bagong Sugiyanto, dengan bintang tamu Zaky Nugrah Maulana Syarif yang dulu kondang sebagai dalang cilik.

Acara juga didukung penuh Pemerintah Desa Medayu dan ‘Kompeten Bara’ (Komunitas Pengusaha Tenda).

Ketua panitia, H. Tjurigo, SH SE M. Pd, mengatakan, pagelaran wayang ini digagas Permadani Banjarnegara dalam upaya melestarikan kebudayaan nenek moyang yang ada di Indonesia.

Baca Juga: SMSI Jateng dan Peradi Semarang Berkolaborasi dan Berkomitmen Membangun Kekuatan Media Siber Indonesia

“Nguri-uri budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pagelaran wayang kulit ini. Pada pagelaran budaya ini bukan hanya para penampil saja yang melakukan uri-uri, namun para penonton juga secara langsung ikut melestarikan budaya,” katanya.

Menurut Tjurigo, generasi muda juga harus memahami budaya adi luhung wayang kulit yang harus dilestarikan.

Gerenasi muda di era sekarang ini harus bisa memilih dan memilah, mana budaya budaya yang sesuai dengan jati diri bangsa.

Baca Juga: Bupati Pacu Semangat Penyandang Disabilitas Untuk Terus Berkarya

Tekad dari Permadani Banjarnegara, kata Tjurigo, adalah ingin seiring sejalan bersama praktisi seni dan budaya khususnya Dewan Kesenian Banjarnegara bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk membangkitkan generasi muda supaya kembali mencintai seni dan Budaya peninggalan nenek moyang kita yang adi luhung guna menangkap derasnya budaya dari mancanegara yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia.

“Mari bersama-sama kita lestarikan budaya di Banjarnegara dan Indonesia pada umumnya. Kita hargai budaya warisan nenek moyang sendiri, bukan budaya asing yang justru tidak selaras dengan budaya yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga: Cara Praktis Bikin Nasi Goreng Nikmat Ala Chef Devina Hermawan

Sementara Ketua Permadani Banjarnegara, Bagong Sugiyanto, menambahkan, bahwa pertunjukan wayang ini juga sebagai media untuk menjalin silaturahmi.

Bukan hanya itu, pagelaran wayang kulit ini juga untuk penguatan untuk para pelaku seni, khususnya pelaku seni wayang kulit di Banjarnegara.

“Banjarnegara adalah gudangnya seniman, namun masa pandemi dua tahun kemarin, mereka tenggelam. Semoga kini semua seniman bisa bangkit lagi. Semoga kedepan ada perhatian dari pemerintah untuk kemajuan kesenian dan seniman pelakunya,” harapnya.

Pagelaran wayang Permadani, mengambil lakon “Sesaji Pendowo Syukur” yang bercerita tentang cara penanggulangan menghadapi cobaan dalam kehidupan sehari hari. Sebuah lakon yang sangat relevan dengan keadaan bangsa saat ini.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah