Vandalisme Politik, Bikin Warga Terusik Hingga Jadi Tidak Simpati

- 28 September 2023, 17:38 WIB
Vandalisme Politik di Banjarnegara yang mengusik warga
Vandalisme Politik di Banjarnegara yang mengusik warga /Brave/Heni

Pendapat masyarakat tentang Vandalisme Politik

Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Banjarnegara yang juga pemerhati  budaya Banjarnegara Heni Purwono mengungkapkan, vandalisme bernuansa politik tidak akan menimbulkan simpati, bahkan akan cenderung menimbulkan antipati.

"Apa lagi kalau sudah mengusik aset pribadi warga, pasti akan ada penolakan dan antipati. Para pelaku mustinya menyadari apa yang dilakukannya kontraproduktif," jelas Heni.

Dilansir dari laman UIN Sunan Gunung Jati, Betty Tresnawaty, Dosen Psikologi Komunikasi UIN SGD berkomentar bahwa secara psikis, masyarakat dipaksa untuk melihat simbol-simbol politik yang sama dan berulang-ulang, sehingga simbol-simbol tersebut dapat dengan cepat dikenali masyarakat. 

“Metode Komunikasi tersebut dikenal dengan istilah repetisi, dan disini tujuan mereka (para pemain politik) adalah untuk memperkenakan diri kepada masyarakat," ujar Betty. 

Baca Juga: Gotong Royong Bangun Jalan Usaha Tani, Bupati Siap Bantu Pengaspalan dan Talud di Sidanegara

Betty juga mengatakan bahwa model kampanye seperti itu lebih cocok jika digunakan di pedesaan, karena karakteristik masyarakatnya yang lebih tertarik membaca simbol-simbol visual, berbanding terbalik dengan masyarakat diperkotaan yang cenderung lebih kosmopolis.

Sependapat dengan pendapat tersebut, Heni menyatakan bahwa kampanye semacam itu selain mengusik warga juga sudah tidak efektif lagi di era informasi yang terbuka semacam sekarang.

"Sekarang warga lebih suka melihat rekam jejak politisi di media sosial dan dunia maya. Apa lagi sebagian pemilih nanti adalah millenial, mereka sudah punya pilihan sendiri dan tidak terpengaruh dengan media semacam baliho atau poster-poster di jalanan. Mereka lebih tertarik dengan isu yang membumi bagi mereka seperti protes suporter Persibara terhadap manajemen yang banyak kita lihat di tempat-tempat umum lewat poster sederhana," tambah Heni. 

Alih-alih mendapatkan simpati masyarakat, justru model kampanye tersebut malah mendatangkan antipati, “Sebenernya saya kurang setuju dengan model kampanye seperti itu, karena selain pemborosan, mengganggu pemandangan juga.” Ujar Hakim Baihaqi, salah satu Mahasiswa UIN SGD. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah