Mengenal Cagar Budaya Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Begini Selengkapnya

16 April 2022, 19:49 WIB
Mengenal Cagar Budaya Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Begini Selengkapnya /Taguh/Banjarnegaraku/

 

BANJARNEGARAKU – Berkunjung ke alun-alun Banyumas, akan terlihat di sebelah selatan terdapat Masjid Agung Nur Sulaiman merupakan salah satu Cagar Budaya.

Mengenal cagar budaya Masjid Agung Nur Sulaiman di Banyumas, akan menambah wawasan khasanah tentang tempat ibadah bangunan kuno.

Masjid merupakan sarana untuk tempat beribadah dan syiar Islam bagi kaum muslim.

Baca Juga: Hati-hati! Bagi Perokok, dr Agus Setyawan SpM: Perokok Bisa Terancam Kesehatan Matanya

Masjid di Indonesia sangat beragam, mulai dari masjid kuno hingga masjid dengan bangunan modern.

Masjid kuno hingga saat ini keberadaannya masih terjaga, bahkan ada yang ditetapkan menjadi cagar budaya.

Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Kabupaten Banyumas.

Hal ini mendasar pada Undang-undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Artikel ini akan mengulas keberadaan Masjid Agung Banyumas atau yang lebih dikenal dengan Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas yang berada di sebelah barat Alun-alun Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.

Baca Juga: Teka-teki Rumit: Tebak Benda Berlubang yang dapat Menampung Air

Berikut ulasan tempat wisata religi Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas yang telah dirangkum banjarnegaraku.com dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id.

Masjid Agung Banyumas atau Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, terletak disebelah barat Alun-Alun Kabupaten Banyumas.

Sulit untuk mengetahui dengan pasti kapan masjid ini dibangun, namun menurut Babad Banyumas oleh Oemarmadi dan Poerbosewojo tertulis bahwa Balai Si Panji (pendopo Kabupaten Banyumas) diperkirakan berdiri pada 1743, sehingga diperkirakan masjid ini didirikan setelah Balai Si Panji didirikan.

Masjid Agung Banyumas didirikan pada masa pemerintahan Raden Tumenggung Yudanegara II.

Baca Juga: Dokter Cantik Ini Berikan Penjelasan Mengenai Masalah Keputihan pada Wanita, Begini Selengkapnya

Bangunan Masjid Agung Banyumas awalnya arsitektur bangunan atapnya menggunakan anyaman daun tebu dan ubinnya masih terbuat dari semen.

Masjid Agung Banyumas tetap berdiri kokoh hingga masa pemerintahan Kolonial Belanda.

Bencana banjir menyerang wilayah Banyumas sehingga dulu Masjid Agung Banyumas dan Balai Si Panji digunakan sebagai tempat penggungsian, selain itu akibat bencana banjir ini menimbulkan kerusakan yang parah di Kabupaten Banyumas.

Masjid Agung Banyumas kemudian dibangun kembali atau dipugar pada tahun 1899, hal ini didukung dengan temuan pada kayu penggantung bedug terdapat hurus prasasti arab yang tertulis angka 1312, hal ini menurut sejarawan diperkirakan menunjukan tahun 1890.

Baca Juga: Contoh Soal US PJOK Kelas 6 SD MI Kurikulum 2013, Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan

Selain itu pemugaran juga pernah dilakukan sebelumnya, hal ini terlihat dari temuan tulisan angka 1889 pada sisi barat gapura dan tulisan yang berbunyi pemugaran I 1889 dan ke II 1980 pada tempat wudhu perempuan.

Seiring berkembangnya waktu, bangunan Masjid Agung terus mengalami perbaikan.

Pada tahun 1980 dilakukan perbaikan berupa pembongkatan pagar tembok di serambi, penggantian atap masjid, pengecetan kembali, dan penggantian usuk serambi.

Selanjutnya pengecetan tembok masjid dilalukan kembali pada 1984 dan perbaikan tempat wudhu di sebelah utara pada tahun 1989.

Baca Juga: Terbaru, 30 Soal UAS, UKK dan PAT Kelas 2 SD MI Tema 7 Semester Genap Part 2

Pada tahun 1992 Masjid Agung Banyumas berganti nama menjadi Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas.

Nama Nur berasal dari nama arsitek pembangun masjid yaitu Nurdaiman.

Ia merupakan Demang Gumelem sekaligus penghulu masjid. Ia tak hanya mengarsiteki bangunan masjid di Banyumas jasa tetapi juga tempat lain.

Salah satunya Masjid Agung Darussalam di Kabupaten Cilacap.

Sedangkan nama Sulaiman diambil dari penyiar agama yang berdakwah di Masjid Agung, yaitu Ki Sulaiman.

Muskipun terus mengalami perbaikan, namun Masjid Agung Nur Sulaiman ini tetap menjaga bentuk bangunan dan ornamen aslinya.

Baca Juga: Lakukan Amalan Ini! Ketika Lebaran Idul Fitri 1443 H Menjelang, Ada Amalan Sunnah yang Harus Dilakukan

Jendela-jendela masjid di sekeliling tembok masih menggunakan kayu jati. Mihrab atau ruang imam terpisah dengan atap bangunan utama, ruang mihrab memiliki atap sendiri. Mustaka masjid ini berbentuk gada.

Demikian ulasan Masjid Agung Banyumas atau yang lebih dikenal Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, mudah-mudahan akan menambah pengetahuan bagi umat Islam dan semoga tetap terjaga bangunan masjid karena dilindungi sebagai cagar budaya di Banyumas.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler