Kupat Landan Purbalingga, Kupat Merah Asli Kedungbenda Rasanya Khas Menggoda...

14 September 2023, 09:40 WIB
Kupat Landan Purbalingga, Kupat Merah Asli Kedungbenda Rasanya Khas Menggoda... /Dian Sulistiono/

BANJARNEGARAKU.COM - Kupat atau ketupat merupakan sajian khas berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda. Kupat Landan, makanan khas ini berasal dari Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon Purbalingga.

“Kupat Landan beda dengan kupat lainnya, rasanya berbeda. Ada rasa manis-manis karena sari abunya saat dimasak”, ujar Sukirman Pokdarwis Kedungbenda.

Baca Juga: Jadwal Mendeman Ebeg Banyumasan, KAMIS PON 14 September 2023: Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Kebumen

Cara memasaknya adalah kupat dimasukkan ke dalam rendaman sari abu yang sudah disaring. Proses memasak membutuhkan waktu 3 jam. Hal itulah yang menjadikan rasanya yang unik, lembut dan warna merah pada Kupat Landan. Nama Landan sendiri artinya sari abu.

Dikutip banjarnegaraku.com dari infowisata.purbalinggakab.go.id, Hidangan ini cocok disajikan dengan lauk iwak kali asli Kedungbenda. Satu Kupat Landan dijual dengan harga Rp2.000/buah. Kupat Landan asli Kedungbenda bisa ditemukan di warung yang ada di objek wisata Susur Sungai Kedungbenda atau dikompleks jembatan Linggamas Kecamatan Kemangkon.

Sebagai tambahan informasi, sajian kupat Landan ini agak susah ditemukan di Purbalingga Jawa Tengah. Hal ini beralasan, karena pembuat kupat landan sudah sangat jarang.

Baca Juga: Jadwal Pagelaran Wayang Kulit, Kamis Pon 14 September 2023: Ada di Kesugihan Cilacap dan Kebumen

Kupat Landan Kedungbenda Kemangkon Purbalingga
Kupat landan bisa ditemui di pedagang soto, bakso, atau makanan di pasar tradisional. Salah satu yang masih dijumpai, di Pasar Panican, Kecamatan Kemangkon Purbalingga.

Di sini masih tergantung kupat landan di rombong soto milik salah satu pedagang. "Kupat landan adalah ketupat, dialek Banyumasan menyebutnya memang kupat. Ciri khasnya adalah berwarna merah gelap, mulai dari pembungkus jamur sampai bagian dalam, atau bagian daging ketupat," ujar Adi Purwanto Sekdin DinkopUKM Kabupaten Purbalingga.

Ditambahkan Adi, Kupat Landan awalnya hanya bisa dijumpai saat momen lebaran, karena pembuatannya butuh proses panjang. Pelepah pohon kelapa dibakar, abunya ditambah air dan disaring perlahan. Air saringan ini yang digunakan untuk memasak kupat. "Dan generasi pembuat kupat landan, rata-rata lajur di tahun 1940-an.

Baca Juga: Purbalingga Lakukan Diseminasi Audit Stunting, Wabup Sudono Targetkan 12 Persen

Regenerasi tak mudah dilakukan, sehingga yang bisa membuat kupat landan tinggal beberapa saja," ujarnya.

Kupat Landan dengan Mendoan Hangat

Bagi penikmat kupat landan, biasanya dinikmati dengan semangkuk soto, bakso atau makanan berkuah lainnya. Tetapi digadon juga enak, ditemani mendoan tempe hangat ditambah cabai rawit.

Nah, di Pasar Panican masih ada yang menjajakan kupat landan. Kupat berwarna merah kusam dipotong-potong, lalu dimasukkan ke dalam mangkuk. Ditambah tauge, mie putih, daun bawang, kerupuk dan daging ayam atau sapi, lalu disiram kuah kaldu.

Baca Juga: Tidak Jaga Jarak! Truk Tronton Box Senggol Bus Agra Mas Akhirnya Ambruk Bareng di Tol Ungaran Timur

"Kalau pakai kupat landan, rasanya lebih mantap. Jadi kayak ada asam asin dan gurih. Pokoknya rasanya mirip penyedap rasa buatan, tapi ini asli," ujar Asri, pembeli soto kupat landan.

Selain itu, untuk warga Purbalingga, kupat landan termasuk hidangan bernilai. Bagi generasi sampai 90-an, merekam pengalaman kupat landan sebagai hidangan hari raya. "Ada nuansa itu (hari raya), tetapi ini bisa dinikmati kapan saja.

Paling enak memang dinikmati dengan soto, meski sebenarnya bisa juga dengan bakso atau bahkan hanya dengan mendoan tempe, kupat landan tetap enak," ujarnya.***

Dapatkan update pemberitaan banjarnegaraku.com di google news KLIK DISINI

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: infowisata.purbalinggakab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler