Maraknya Perundungan Siswa di Medsos, Begini Tanggapan Guru di Purbalingga...

29 September 2023, 14:19 WIB
Ilustrasi perundungan anak. Maraknya Perundungan Siswa di Medsos, Begini Tanggapan Guru di Purbalingga... /Pixabay/Geralt/

BANJARNEGARAKU.COM - Bikin geregetan kasus perundungan (bullying) yang terjadi pada siswa SMP di Cilacap baru-baru ini, kasus ini telah menghebohkan masyarakat dan menjadi sorotan utama di berbagai media. Video penganiayaan secara brutal oleh pelaku terhadap korban yang beredar di media sosial juga menyulut emosi publik, memicu tindakan keras terhadap para pelaku.

Selain karena kasus perundungan yang semakin marak, video yang mencengangkan ini segera menjadi trending di berbagai platform media sosial, memantik rasa marah dan keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk para Guru di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

Baca Juga: MAPSI SD KE-24, Banjarnegara Ikut Memeriahkan di Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Beri tanggapan melalui WhatsApp, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Karangmoncol Purbalingga Kanthi Tri Setyawati, S.Pd mengungkapkan, pihaknya merasa prihatin dengan adanya tindak kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh siswa ke siswa lainnya atau perundungan yang makin marak di media sosial baru-baru ini.

Menurut Kanthi, adanya perundungan terjadi karena saat ini, pendidikan moral pancasila (PMP) telah hilang di dunia pendidikan kita, sehingga kurangnya pendidikan moral seperti pembentukan karakter baik di sekolah, rumah, keluarga dan lingkungan menjadi sangat berkurang dan berdampak moral anak menjadi kurang menghargai teman-temannya dan juga para Guru.

"Adanya pendidikan moral dapat membentuk anak untuk bisa memiliki karakter, baik di sekolah, rumah, dan keluarga, paling tidak bisa membentengi anak dari faktor pergaulan bebas di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah," ungkapnya.

Baca Juga: Brand Lokal Bisa Kembangkan Bisnis Lewat Kolaborasi dalam Kampanye Shopee 10.10 Brands Festival

Kanthi menyadari betul, dulu disaat Covid-19 para siswa boleh belajar melalui handphone (HP) dan ternyata banyak anak menjadi sering melihat dan memainkan game online yang mengajarkan kekerasan, serta dapak negatif lainnya dari HP. Karena kalau sebelum Covid-19 dulu siswa dilarang keras untuk membawa HP ke sekolah.

Ditambahkan Kanthi, untuk mengantisipasi adanya perundungan di SMP Negeri 3 Karangmoncol, pihaknya berkoordinasi dengan para Guru untuk dapatnya mensisipkan pendidikan moral di semua mata pelajaran.

"Termasuk di sekolah kita, juga diterapkan 6 'S' yakni Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun dan Senang. Dan itu dilakukan setiap pagi, para Guru menyambut para siswa di pintu gerbang Sekolah, harapannya antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru selalu terjalin komunikasi, silaturahmi dan rasa kekeluargaan," katanya.

Baca Juga: Jalan Tol Serpong-Cinere, PT Jasa Marga Targetkan Segera Beroperasi Penuh

Melakukan Mendekatan Preventif dan Kuratif

Hal senada saat dihubungi via WhatsApp, Guru wali kelas 8 D sekaligus Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMP Negeri 5 Purbalingga Anisa Fajrin Eka Saputri, S.Pd menuturkan, Saya turut prihatin dengan banyaknya kasus perundungan (bullying) yang terjadi akhir-akhir ini. Termasuk kasus yang kemarin sampai UNESCO.

Menurut Anisa, pihaknya dari penanganan Guru BK sendiri ada 2 tidakan yg dilakukan, yakni tindakan preventif dan kuratif. Tindakan preventif (sebelum) kasus terjadi yg dilakukan dari kami untuk mengantisipasi biasanya dengan pemberian layanan klasikal ke kelas mengenai Bullying, tujuannya agar anak tahu apa saja bentuk dan macam-macam bullying, dampak bullying, dan bagaimana cara yang harus dilakukan ketika anak tersebut menjadi korban bully.

Baca Juga: Jelang Munas Ke VI MES, Prof Ahmad Rofiq Ingatkan Literasi Masyarakat terhadap Keuangan Syariah Masih Rendah

"Harapannya tindakan preventif ini bisa membuat siswa memahami lebih mendalam mengenai bullying/perundungan," katanya.

Kalau tindakan kuratifnya jika masalah sudah terlanjur terjadi, pihak Guru biasanya melakukan pendekatan ke korban dan pelakunya untuk mengetahui motif dari tindakan bullying itu.

"Alasannya apa, dan biasanya kami coba pertemukan keduanya biar saling komunikasi, setelah mengetahui permasalahannya biasanya kami memanggil orangtua untuk mendiskusikan bersama tentang masalah ini terutama komunikasi lebih inter ke orang tua pelaku bullying," pungkasnya.

Baca Juga: Daftar Calon Anggota KPU Kabupaten Pemalang periode 2023-2028 yang Akan Ikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan

Ditambahkan Anisa, Jika sekiranya masalahnya terlalu besar dan agak sulit untuk diselesaikan biasanya ada kolaborasi dengan pihak Kepala Sekolah dan pihak tertentu seperti pihak kepolisian. Namun adanya perundungan bisa banyak faktor penyebabnya.

Bisa jadi karena faktor inter dari perlakuan atau kondisi keluarganya, pihak inter yg paling dekat dengan anak, bisa jadi karena ekster faktor dari lingkungan pergaulannya, serta anak biasanya cenderung ikut-ikutan biar gaul.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: guru

Tags

Terkini

Terpopuler