Meriah! Upacara Hari Jadi Banyumas ke 453 Tahun, Ada Penampilan Tari Rumeksa 

24 Februari 2024, 09:53 WIB
Meriah! Upacara Hari Jadi Banyumas ke 453 Tahun, Ada Penampilan Tari Rumeksa  /Prokopim Banyumas

BANJARNEGARAKU.COM - Puluhan penari muda membawakan "Tari Rumeksa" untuk memeriahkan upacara Hari Jadi Kabupaten Banyumas ke 453, di Alun-alun Purwokerto, Kamis 22 Februari 2024.

Mereka berasal dari Sanggar Seni Graha Mustika Purwokerto dan Sanggar Seni Dharmo Yuwono Purwokerto.

Pelatih tari sanggar tersebut Kustiyah Carlan mengaku senang sanggarnya diberi kepercayaan untuk mengisi penampilan di upacara Hari Jadi Banyumas ke 453 ini. Menurutnya Tari Rumeksa merupakan tari kreasi gaya Banyumasan yang musiknya dikomposisikan.

Baca Juga: Duel AS Roma vs Torino pada 27 Februari 2024, Berapa Skor Akhirnya?

"Tujuan dari kreasi tari ini yaitu untuk menggaet minat anak muda agar tertarik dengan tarian lengger. Dalam tari ini menyatukan lenggeran, kiprahan dan ebeg-ebegan," jelasnya.

Tari Rumeksa mengadaptasi dari pertunjukan lengger berdurasi semalam suntuk yang kemudian diringkas menjadi 7 menit. Penari yang tampil berasal dari beragam kalangan mulai usia SD hingga SMA, dan diantaranya juga dari kalangan mahasiswa.

Meriah! Upacara Hari Jadi Banyumas ke 453 Tahun, Ada Penampilan Tari Rumeksa  Prokopim Banyumas

Lengger yang berjumlah 60 orang tersebut diberi waktu selama dua minggu untuk mempersiapkan penampilan mereka. Meskipun persiapannya cukup singkat, namun tidak banyak kendala yang dihadapi.

“Sanggar kami sudah memiliki materi Tari Rumeksa, jadi kami hanya perlu mendalami latihannya saja,” lanjutnya.

Baca Juga: Terbaru! Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 5 SD Halaman 107-108 Unit 10: I Like Playing 'Balap Karung'

Selain tampil pada acara puncak perayaan HUT Banyumas, tari Rumeksa juga pernah tampil di hadapan Prediden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012, dalam rangka penanaman 1.000 pohon di pegunungan Tegal.

"Tari Rumeksa ini bukan hanya sekedar menari tetapi memerlukan olahraga, olahrasa, irama, dan etika sehingga orang yang membawakan tarian tersebut dapat menghayati tiap gerakannya," lanjutnya

Clarissa, salah satu penari dari sanggar Graha Mustika Purwokerto dan Dharmo Yuwono Purwokerto yang kini masih duduk di bangku SMA berharap seni tradisional tidak akan luntur ditelan jaman oleh seni yang lain.

“Semoga seni tradisional tidak luntur oleh pengaruh budaya lain dan perkembangan zaman,” katanya.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Prokopim Banyumas

Tags

Terkini

Terpopuler