Mengenal Tradisi Tukang 'Atur-atur', Sampaikan Pesan Hajatan secara Lisan, Begini Selengkapnya

- 8 Mei 2022, 23:43 WIB
Jumar (kiri) saat menjalankan profesinya sebagai tukang atur atur
Jumar (kiri) saat menjalankan profesinya sebagai tukang atur atur /Teguh/Banjarnegaraku

Dalam kebiasaan masyarakat Suku Jawa, ada gelaran hajatan berupa sunatan maupun pernikahan yang jarang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Terutama Bulan Syura. Sementara, diluar bulan tersebut, masyarakat terbiasa menggelar acara hajatan keluarga.

"Dalam kalender Jawa, terutama Bulan Apit paling banyak hajatan sunatan. Sementara itu, pada Bulan Syawal untuk khajatan pernikahan. Meskipun demikian, hajatan pernikahan pada bulan Besar jauh lebih banyak daripada Bulan Syawal," ungkap Jumar.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu! Arti Kata Bledug dalam Kalimat Sing Katon Mung Bledug Kang Kumelun

Pada saat lagi ramai, lanjut Jumar, dirinya mendapatkan pesanan lebih dari satu orang. "Pernah lima sampai enam orang," katanya.

Uniknya, meski menyampaikan pesan undangan secara lisan lebih dari satu orang dengan waktu khajatan yang berbeda-beda, Jumar mampu melaksanakan tugasnya dengan lancar. Padahal tanpa membawa catatan kecil sebagai alat bantu.

"Caranya diurut Mas, satu per satu sesuai waktu hajatan digelar. Sebanyak berapapun pesanan undangan," tegasnya

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu! Brebeg, Arti dan Kalimat Berbahasa Jawa

Selain itu, pengaturan waktu jam berkunjung juga penting diperhatikan saat datang ke rumah warga. Tujuannya agar bertemu dengan tuan rumah disaat waktu yang tepat.

"Kalau pagi sekitar jam 8, lanjut jam 5 sore. Sehingga bisa bertemu dengan tuan rumah. Bila terpaksa belum bertemu, akan diulangi dan kembali berkunjung ke rumah tersebut," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x