"Mas, pertama silaturahmi. Kedua saya diperintah oleh Bapak Risan, istrinya Nia Daniati, Dusun Dermasari RT 03 RW 02. Undangan hari Jumat wage Sabtu Kliwon. Khitanan dilaksanakan hari Sabtu kliwon, tanggal dua belas syawal, hari Minggu manis tanggal lima belas syawal ada pertunjuka kuda lumping,"
Demikian kutipan pesan atur-atur dalam bahasa jawa banyumasan yang disampaikan oleh tukang atur atur saat bertugas menyampaikan pesan hajatan.
Jumar, salah satu tukang atur atur, warga Desa Dermasari RT 04 RW 01, Kecamatan Susukan, Banjarnegara telah menjalankan profesinya sebagai tukang atur-atur selama tujuh tahun.
Diakuinya, profesi jadi tukang atur atur diawali saat dirinya diperintah salah seorang tetangga untuk menyampaikan pesan atau undangan secara lisan kepada tetangga lainnya.
Baca Juga: Viral! Tempemu Tak Sehangat Tempeku, Referensi Kuliner Lebaran ‘Mendoan Amba’ Suci Sotang
Akhirnya, profesi sebagai tukang atur atur semakin berkembang bermodalkan informasi dari mulut ke mulut terkait kemampuan Jumar sebagai tukang atur atur.
Selain menggunakan surat undangan tertulis kertas, saat ada acara hajatan, terutama sunatan maupun pernikahan, masyarakat masih menggunakan undangan secara lisan yang disampaikan oleh tukang atur atur.
Pemilik rumah yang berniat menggelar hajatan, kurang lebih berkisar sebulan sebelum acara atau hajatan digelar sudah memerintahkan tukang atur atur untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada masyarakat luas.
Baca Juga: Seberapa Jawa Koe! Arti Kata Bethek Lengkap dengan Contoh Kalimat