BANJARNEGARAKU - Goa di Indonesia memiliki cerita tersendiri, yang beredar dari mulut ke mulut ataupun media lainnya.
Termasuk di Biak Papua, ada Goa Jepang yang meninggalkan jejak Perang Dunia II.
Simak kisah di balik Goa Jepang di Biak Papua ini:
Baca Juga: Plh Bupati Banjarnegara Dukung dan Apresiasi Sayembara Film Banjarwatulembu
Pada sejarah Indonesia, tertulis bahwa Jepang pernah menjajah Indonesia termasuk wilayah Biak, Provinsi Papua. Goa Jepang adalah saksi bisu yang meninggalkan bekas bersejarah pada saat itu.
Goa Jepang atau sering disebut Abyab Binsari memiliki arti Goa Nenek.
Berdasarkan cerita dari warga setempat yang mengatakan seorang nenek yang tinggal disana, sebelum goa tersebut ditemukan oleh tentara Jepang. Namun nenek tersebut kemudian hilang tanpa jejak.
Baca Juga: Wajib Dikunjungi, Indahnya Pantai Biak Papua
“Tentara Jepang ketemu goa itu, lalu dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian. Dari 43-44, ketahuan sekutu lalu di bom,” ujar Martelda Maryen Ketua Pengelola wisata Goa Jepang.
“Tadinya goa itu tertutup, tapi karena Jepang bersembunyi di dalam, makanya terbuka," tambahnya.
Materlda menjelaskan bahwa sekitar 3.000 tentara Jepang yang tewas akibat peristiwa pengeboman sekutu. Tengkorak-tengkorak yang tersisa di sana, dikumpulkan satu persatu dan sudah dipulangkan ke Jepang sekitar 1.400 oleh pemerintah Jepang.
Pemerintah Jepang telah meminta izin dan tengkorak tersebut di bakar hingga menjadi abu dan di pulangkan.
Baca Juga: Sudah Tahu Bukit Moko? Nikmati Indahnya Bandung saat Malam Hari
Goa Jepang ini di bentuk perlahan lahan dengan mengumpulkan benda-benda peninggalan seperti senjata berat, peluru, helm atau topi tentara Jepang, reruntuhan pesawat Jepang, bom, samurai, peralatan makan dan alat-alat kedokteran, sehingga saat pemerintah melihat tempat tersebut di jadikan tempat wisata sehingga generasi berikutnya dapat mengetahui sejarah tempat tersebut.
Demikian kisah Goa Jepang di Biak Papua.
Artikel ini sebelumnya tayang dengan judul, Goa Jepang, Bukti Sejarah Perang Dunia Ke II di Biak, Papua di cerdikindonesia.com.*** (Safutra Rantona/cerdikindonesia.com)