Lebaran Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Ketupat, Berikut Tips Membuat Ketupat Landan Ala Mbok Surati

22 April 2023, 03:44 WIB
Lebaran Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Ketupat, Berikut Tips Membuat Ketupat Landan Ala Mbok Surati /Teguh/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU.COM – Ketupat menjadi menu khas saat lebaran idul fitri, seperti halnya sajian ketupat landan lebaran di keluarga mbok Surati.

Ketupat merupakan makanan yang berbahan dasar beras yang dibungkus dengan daun kelapa yang berwarna hijau atau kuning.

Nama landan diambil dari sebutan nama air abu pelepah kelapa. Karena itu, ketupat yang berwarna merah kehitaman ini disebut ketupat landan.

Baca Juga: Semarak! Takbir Keliling di Desa Klopogodo, Gombong Dibalut Abid Seni Permainan Api

Pembungkus ketupat bervariasi, ada yang menggunakan pembungkus alami yaitu dengan daun kelapa dan ada yang menggunakan plastik.

Pembungkus alami atau klontong janur ini lebih baik, karena berasal dari bahan alami.

Ketupat landan adalah ketupat yang menggunakan air pelepah kelapa. Selain rupanya yang unik, rasa dari ketupat ini juga berbeda dengan ketupat pada umumnya.

Satu hari sebelum lebaran, mbok Surati yang tinggal di Desa Dermasari, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara sudah sibuk membuat klontong janur untuk nantinya diisi beras untuk membuat ketupat.

Cara membuatnya hampir sama dengan membuat ketupat pada umumnya. Hanya saja bahan yang digunakan cukup unik dan tidak biasa.

Baca Juga: Tentukan Kepastian Waktu Penting dalam Ibadah Umat Islam, Berikut Salah Satu Metode yang Digunakan

Mbok Surati selama ini masih masak di pawon atau dapur dengan memanfaatkan kayu bakar dari pekarangan rumahnya, walapun ada kompor gas kerap kali memasak di pawon.

Bahan-bahan untuk membuat ketupat landan di antaranya pelepah pohon kelapa, air, beras, dan klontong jenur.

Berikut tips membuat ketupat landan ala mbok Surati, berikut selengkapnya.

Mula mula, klontong janur dianyam sesuai bentuk ketupat, kemudian dimasukkan beras yang sudah dicuci.

Bahan daun kelapa untuk membuat ketupat diambil dari pohon kelapa dekat rumahnya dan dibuat klontong janur. Beras yang sudah dibersihkan siap untuk diisikan ke klontong janur.

Bahan pewarna alami sudah disiapkan jauh-jauh hari, berupa abu dari hasil pembakaran pelepah pohon kelapa yang biasa digunakan untuk kayu bakar.

Baca Juga: Tips Mudik Aman dengan Mobil Tua Ala Mas Pras, Berikut Selengkapnya

Abu hasil pembakaran pelepah pohon kelapa diletakan disaringan atau wadah yang bisa untuk menyaring, dan diletakan diatas wadah kosong.

Abu kemudian disiram dengan air bersih secara berlahan.

Air hasil saringan abu tadi dibiarkan sampai benar-benar airnya jernih, air inilah yang disebut air landan.

Air landan ini kemudian digunakan untuk merebus ketupat. Air landan diambil dan diletakan ke panci besar yang akan digunakan untuk merebus klontong janur yang sudah diisi beras.

Proses memasak ketupat sampai benar-benar masak dan tanak dan membutuhkan waktu kurang lebih empat sampai lima jam.

Baca Juga: Mbah Moen: Jangan Sampai Ditinggalkan! Ini Amalan Mudah untuk Menghidupkan Malam Idul Fitri...

"Hal ini bertujuan supaya ketupat benar-benar masak dan tanak, sehingga ketupat tidak cepat basi dan bisa bertahan sampai tiga hari," tegas Surati.

Selain membuat tampilan ketupat lebih menarik, air landan dapat menjadikan ketupat lebih awet. Ketupat landan dapat bertahan dan enak dikonsumsi hingga 3 hari, tambahnya.***

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler