Mengenal Inner Child, Peristiwa Masa Kecil yang Mempengaruhi Karakter Seseorang hingga Dewasa

- 3 April 2022, 03:15 WIB
Tes Psikologi: Apa Ketakutan Terbesar Anda dalam Hidup, Trauma Masa Kecil atau Hubungan Asmara
Tes Psikologi: Apa Ketakutan Terbesar Anda dalam Hidup, Trauma Masa Kecil atau Hubungan Asmara /namastest/

 BANJARNEGARAKU - Inner Child merupakan sisi kekanak-kanakan dalam diri seseorang. Inner child biasanya terbentuk dari peristiwa yang terjadi atau dialami saat masih anak-anak kemudian terbawa hingga dewasa.

Sebagai contoh, ada seorang pria dewasa yang sangat menyayangi ibunya sejak kecil. Lalu ketika dewasa ia akan memilih pasangan hidup yang memiliki standar seperti ibunya. Ada banyak contoh inner child pada diri seseorang, baik yang disadari maupun tidak.

Bagi sebagian orang, memiliki inner child adalah hal yang memalukan. Karena itu, banyak orang membantah bahwa sikap yang ada dalam dirinya bukan termasuk inner child, melainkan komitmen hidup yang mereka pegang.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD MI Matematika Bab 4 Bangun Ruang Halaman 183 184, Uji Kompetensi Pilihan Ganda

Tapi faktanya, kita tidak bisa mengelak bahwa kita semua pernah menjadi anak-anak dan jiwa anak-anak itu masih tinggal dalam diri kita meski kebanyakan orang tidak menyadarinya.

Jenis inner child sendiri terbentuk sesuai dengan apa yang kita alami saat masa kecil. Misalnya, sejak kecil kita sudah diajarkan jika menginginkan suatu barang kita harus membelinya sendiri dari uang jajan kita.

Akhirnya, kebiasaan menabung tersebut akan terbawa hingga dewasa.

Lain halnya jika kita mengalami hal-hal yang tidak mengenakan atau traumatis dan membuat inner child kita terluka.

Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental kita hingga kita dewasa.

Baca Juga: Self Talk, Apa Manfaat Berdialog dengan Diri Sendiri bagi Kesehatan Mental?

Beberapa kejadian emosional saat kecil yang dapat melukai inner child diantaranya adalah:

  • Kehilangan orang tua
  • Kekerasan fisik
  • Pelecehan Seksual
  • Penyakit serius
  • Intimidasi yang parah
  • Bencana alam
  • Perpisahan keluarga dan masih banyak lagi

Tanda seseorang yang terluka dapat terlihat melalui beberapa hal, seperti sulit percaya pada orang lain, tidak percaya diri, mudah marah dan tersinggung, juga rasa cemas yang berlebihan.

Baca Juga: Sering Mendengarkan Kata Hati? Berikut Tanda-tanda Orang yang Memiliki Intuisi Tinggi

Selain itu, jika luka pada inner child terus didiamkan dan tidak berusaha disembuhkan, akan menimbulkan tindakan-tindakan yang lebih serius. Diantaranya adalah:

  1. Sabotase diri

Orang dengan inner child yang terluka bisa jadi tidak percaya akan diri dan kemampuannya.

Jika dibiarkan akan berujung pada tindakan sabotase diri, yaitu tindakan yang menghalangi dan merusak niat diri sendiri untuk mencapai kesuksesan.

Misalnya seseorang ketika kecil kalah dalam perlombaan. Lalu kedua orang tuanya memaki dan memukulinya.

Ketika dewasa ia akan mudah merasa takut untuk mencoba mencapai tujuannya.

Hal ini karena ia merasa dirinya akan gagal dan bisa saja menerima ganjaran yang sama.

Baca Juga: Apakah Muntah dengan Tidak Sengaja Bisa Membatalkan Puasa Kita, Ini Penjelasan Buya Yahya Selengkapnya

  1. Melukai diri sendiri

Salah satu tindakan yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki luka pada inner childnya adalah melukai diri sendiri atau self injury.

Hal ini dapat terjadi ketika ia tidak bisa mengontrol dirinya saat trauma masa lalu muncul. Akhirnya ia mencari pelampiasan dengan cara menyakiti dirinya sendiri.

Bagi orang yang menyakiti dirinya sendiri mungkin akan merasakan sensasi ketenangan dan kepuasan yang sifatnya sementara.

Padahal tindakan ini adalah tindakan yang membahayakan diri sendiri.

Baca Juga: Self Discipline, Pengertian dan Manfaatnya dalam Mencapai Tujuan Hidup, Harus Dimulai dari Mana?

  1. Melakukan tindak kekerasan

Seseorang bisa saja memiliki kepribadian yang keras karena inner child yang terbentuk dari trauma masa lalu.

Misalnya seorang anak yang suka melihat orang tuanya bertengkar hingga melakukan physical abuse atau bahkan ia sendiri juga ikut mengalami tindak kekerasan tersebut.

Bisa jadi saat dewasa trauma itu malah membentuk karakternya untuk melakukan physical abuse pada orang lain.

Hal itu ia lakukan sebagai bentuk pelampiasan dari rasa sakit yang ia rasakan saat kecil.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 SD MI Matematika Bab 4 Bangun Ruang, Soal Uraian Halaman 185

  1. Menjadi orang yang pasif agresif

Pasif agresif adalah cara seseorang untuk menyampaikan kekecewaan atau rasa marah secara tersirat atau tidak langsung.

Hal ini terjadi karena rasa takut untuk mengungkapkan emosi negatif secara langsung.

Misalnya seorang anak yang malah dimarahi oleh orang tuanya saat melaporkan teman yang telah mengganggunya.

Baca Juga: Metode Belajar Otodidak, Inilah 5 Cara Mempelajari Hal Baru dengan Cepat

Kejadian itupun menimbulkan luka pada diri inner childnya. Dan saat dewasa ia tidak berani mengungkapkan kekesalan atau amarah yang ada dalam dirinya.

Tentunya perilaku pasif agresif bukanlah hal yang baik. Bahkan pasif agresif masuk dalam satu masalah gangguan kepribadian.

Nah, itulah beberapa tanda dari inner child yang terluka akibat trauma masa lalu yang masih tersimpan dan bisa mempengaruhi karakter seseorang hingga dewasa.

Karena itu, sangatlah penting untuk kita dapat memahami diri sendiri.

Sehingga apabila kita memiliki luka inner child, setidaknya kita bisa tahu proses seperti apa yang harus kita jalankan untuk menyembuhkan inner child yang terluka tersebut.***

 

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Youtube SKWAD Health


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah