Dokter Cantik Ini Ungkap Efek Bahaya 'Suhu Tinggi', Bisa Sebabkan Dehidrasi hingga Disorientasi

- 9 Mei 2022, 21:07 WIB
dr Hening Widiawati, dokter cantik RSI Banjarnegara Ungkap Efek Bahaya 'Suhu Tinggi', Bisa Sebabkan Dehidrasi hingga Disorientasi
dr Hening Widiawati, dokter cantik RSI Banjarnegara Ungkap Efek Bahaya 'Suhu Tinggi', Bisa Sebabkan Dehidrasi hingga Disorientasi /Nugroho/Banjarnegaraku


BANJARNEGARAKU - Waspada suhu tinggi, dr Hening Widiawati, Dokter Cantik ini ungkap bahayanya, bisa sebabkan dehidrasi hingga disorientasi.

Dokter Cantik RSI Banjarnegara, dr Hening Widiawati mengungkapkan efek bahaya suhu tinggi yang bisa sebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh hingga disorientasi.

"Efek dari dehidrasi tersebut mulai ringan seperti haus, bisa pula sebabkan gangguan pikiran hingga disorientasi," ungkap Dokter Cantik RSI Banjarnegara kepada banjarnegaraku.com.

Baca Juga: Direktur RSI Banjarnegara Angkat Bicara Soal Hepatitis Akut, Simak Selengkapnya

Di sejumlah daerah akhir-akir ini terjadi suhu panas hingga 36 derajat. BMKG merilis perkiraan hingga pertengahan Mei.

"Adanya cuaca panas dan suhu tinggi akhir-akir ini hal yang perlu diwaspadai adalah berkurangnya cairan dalam tubuh atau bisa disebut dehidrasi. Ini sangat berbahaya jika dibiarkan," kata Hening, Senin 9 Mei 2022.

Hening menyebutkan, jika seseorang terkena panas yang berkepanjangan tubuh merasakan bahwa konsentrasi partikel terlarut tinggi dan menghasilkan hormon anti-diuretik yang memberi tahu ginjal untuk menyerap kembali air.

Baca Juga: Bupati Apresiasi OPD yang Tak Rasakan Libur Lebaran untuk Tetap Melayani Masyarakat, Begini Selengkapnya

Tapi ada batasnya. Air yang hilang melalui feses, keringat, dan penguapan tidak diatur. Kehilangan air ini bisa menjadi berbahaya.

"Jika cairan yang hilang tidak diganti, orang tersebut dapat mengalami dehidrasi parah karena air dalam tubuh tidak dapat disimpan," sebutnya.

Menurutnya, akan ada gejala dehidrasi dari ringan hingga berat. Gejala dehidrasi ringan diantaranya haus, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mata dan mulut kering, dan urin berwarna gelap.

Baca Juga: Hebat! ASN Banyumas Masuk Kerja 100 Persen Usai Libur Lebaran, Berikut Pesan Bupati Husein

"Kehilangan air mempengaruhi kemampuan berpikir dan bekerja secara fisik. Gejala yang lebih parah mungkin termasuk mual, kebingungan, dan disorientasi," katanya.

Keseimbangan elektrolit, lanjut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang ini, diperlukan untuk konduksi saraf dan kontraksi otot.

Natrium, kalium, dan klorida bertanggung jawab atas ion bermuatan positif dan negatif yang menghantarkan arus listrik dalam tubuh.

Baca Juga: Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin: ASN Jangan Luntur dan Segera Bekerja

Ketidakseimbangan elektrolit ini menyebabkan muatan di dalam sel dan di luar sel menjadi terbalik. Dan dehidrasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit ini. Bahkan sedikit peningkatan potasium bisa berbahaya.

Ginjal menyimpan natrium yang membantu dalam menghemat air tubuh. Ini pada gilirannya membantu mengatur tekanan darah.

Ada tiga zat yang dilepaskan saat tekanan darah menurun. Ketiga zat tersebut adalah rennin, angiotensin II, dan aldosteron.

Zat ini biasanya disebabkan oleh suplemen kalium yang dikonsumsi daripada oleh kalium dalam makanan.

Baca Juga: Contoh Latihan Soal UAS, UKK dan PAT SBdP Tema 5 kelas 2 SD MI Semester 2 Disertai Kunci Jawaban

Hening merekomendasikan, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan agar tidak mengalami dehidrasi.

Langkah pertama adalah minum air dalam jumlah tertentu.

"Sekitar 3 liter untuk pria dan 2 liter lebih untuk wanita per hari. Jumlah ini bisa lebih sedikit untuk orang yang sangat tidak aktif. Mungkin lebih untuk orang yang terpapar suhu tinggi bisa ditambah," sebutnya

Baca Juga: Latihan Soal UAS, UKK dan PAT SBdP Tema 5 kelas 2 SD MI Semester 2 Disertai Kunci Jawaban

Langkah berikutnya agar tidak mengalami dehidrasi adalah pengurangan asupan garam.

Sebaiknya, tidak menambahkan garam dalam persiapan makanan. Gunakan bumbu lain seperti bawang bombay, bawang putih, dan sebagainya.

"Jangan makan makanan ringan yang asin seperti keripik. Makanan ini memiliki jumlah natrium yang luar biasa. Batasi juga penggunaan saus yang ditambahkan ke makanan," tandasnya.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x