Pada masa jayanya, satu rangkaian kereta api terdiri dari gerbong barang dan kereta penumpang. Satu rangkaian kereta api dapat mencapai 5 kereta.
Gerbong barang biasanya adalah hasil bumi seperti sayuran dan tembakau.
Pada masa itu, jadwal kereta adalah 2 kali dari Wonosobo yaitu pagi dan sore, serta 2 kali dari Purwokerto yaitu pagi dan sore juga, sehingga ada 2 rangkaian yang digunakan.
Baca Juga: Manfaat Kamijara atau Sereh Bagi Kesehatan, Ini Kata Praktisi Kesehatan dr Agus Ujianto Selengkapnya
Diantara stasiun-stasiun, yang memiliki dipo adalah stasiun Purwokerto, stasiun Banjarnegara dan stasiun Klampok.
Seiring perkembangan transportasi jalan raya, maka jalur kereta api rute Purwokerto-Wonosobo ditutup pada tahun 1978 karena kalang bersaing dengan moda yang menggunakan jalan raya.
Hanya tersisa jalur rute Purwokerto–Purwokerto Timur (5 km) yang beroperasi untuk kereta barang sampai dengan tahun 1985.
Saat ini kondisi untuk jalur rute Purwokerto-Wonosobo dalam kondisi rusak karena lebih dari 24 tahun terbengkalai.
Kondisi rusak meliputi aset rel, jembatan dan stasiun. Berbagai prasarana kereta api telah dipakai pihak lain seperti untuk jalan raya, rumah penduduk, persawahan, pertokoan dan fasilitas umum lainnya.