Istilah Lengger memiliki pengertian tledhek laki-laki yang berasal dari kata “eling ngger”, “eling” artinya ingat dan “ngger” artinya sebutan untuk seorang anak. Sehingga fungsi dari tarian lengger adalah mengingatkan seorang anak pada kebesaran Tuhan-Nya.
Maksud dari tarian ini bertujuan untuk memberikan pesan dan nasihat agar setiap orang dapat mengajak dalam menyingkirkan keburukan dan membela kebenaran.
Menurut sejarahnya, Tari Lengger menceritakan kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Galuh Candra Kirana. Tarian ini tidak hanya menceritakan kisah asmara saja, tapi juga berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Jawa Tengah.
Konon, awalnya tari ini dikembangkan oleh Sunan Kali Jaga sebagai sarana untuk mengenalkan agama Islam. Dalam setiap pentas tarian ini selalu diselipkan atau nilai-nilai ajaran Islam.
Nilai yang diselipkan oleh Sunan Kalijaga adalah mengingatkan kepada umat Islam bahwa tidak boleh meninggalkan sholat 5 waktu.
Keunikan dari Tari Lengger adalah dulunya tarian ini dimainkan oleh penari pria tapi berdandan seperti wanita. Masyarakat menyebutnya sebagai tari lengger lanang.
Namun seiring berjalannya waktu, tarian ini mulai dimainkan pria dan wanita tanpa harus menunjukkan sisi transgender. Sebagai gantinya, penari laki-laki mengenakan topeng untuk aksesoris tariannya.
Baca Juga: Zonk! Badminton Indonesia untuk Pertama Kali Gagal Sumbang Medali Asian Games Sejak Tahun 1962
Keunikan lainnya, pertunjukkan dalam tarian lengger masih disangkutpautkan dengan hal-hal yang berbau mitos. Misalnya seperti pantangan penonton tidak boleh mengenakan pakaian yang berwarna tertentu karena bisa menyebabkan penari kerasukan.