Network
BANJARNEGARAKU.COM - Ada suatu kebiasaan ketika kita tidak ada kerjaan maupun sedang bersantai kita jadi berkhayal atau melamun seorang diri. Mengkhayal adalah membayangkan suatu hal yang belum terjadi saat ini atau membayangkan kembali peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University menunjukkan berkhayal juga terkait dengan pikiran bahagia. Namun, melamun juga merupakan proses berpikir yang memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan hidup dan fungsi kerja otak.
Dlansir banjarnegaraku.com dari Kilas Klaten pada 3 September 2023, Suka Mengkhayal Berlebihan, Bahayakah? Ini Dampak Buruknya!
Sedangkan, menurut Scott Barry Kaufman, profesor psikologi dari New York University juga menyatakan bahwa kecerdasan juga meliputi faktor mimpi dan keinginan terdalam seseorang. Mimpi-mimpi dan tujuan jangka panjang juga mempengaruhi fungsi kognitif otak.
Selanjutnya, di saat melamun tanpa disadari berhubungan dengan intuisi dan memicu menggali kenangan dan mengingat informasi yang disimpan.
Baca Juga: Para Ibu Wajib Tahu! Bila Sedang Hamil Hindari Nonton Film Horor, Kenapa?
Namun, apakah lamunan dan khayalan itu mengganggu aktivitas dan menyita banyak waktu luang? Jika iya, itu berarti Anda menderita gangguan Maladaptive Daydreaming. Maladaptive Daydreaming (MD) adalah kondisi dimana seseorang merasa kecanduan berfantasi dan terjebak didalamnya.
Diketahui, Penderita MD sering sekali menghabiskan waktunya hanya untuk melamun. Ia menyadari bahwa semua itu hanya khayalan, namun ia tidak bisa lepas dari khayalan itu.
