Penduduk Miskin Jateng Bertambah, Ganjar : Dikira Menurun Malah Bertambah, Bagaimana Ini?

17 Januari 2023, 22:37 WIB
Penduduk miskin Jateng bertambah /Dwi Widiyastuti/BPS Jateng

BANJARNEGARAKU  - Prakiraan penduduk miskin di Jateng seharusnya menurun ternyata semakin bertambah.

Ganjar tak habis pikir, mengapa hal ini bisa diterjadi?

Ganjar sebagai orang nomor satu di Jateng sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengentaskan kemiskinan di Jateng, namun belum berhasil.

Baca Juga: TransJakarta Mengubah Tradisi dan Budaya Masyarakat dalam Bertransportasi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jateng pada Senin 16 Januari 2023, merilis data terbaru kondisi kemiskinan di Jateng hasil survei bulan September 2022.

"Persentase penduduk miskin Jateng bulan September 2022 belum mampu menembus satu digit, setelah kembali mengalami peningkatan 0,05 persen poin menjadi 10,98 persen dibanding kondisi enam bulan sebelumnya," jelas Tri Karjono, Statistisi Ahli Madya BPS Jateng dalam rilis yang disampaikan ke redaksi Banjarnegaraku, Senin malam 16 Januari 2023.

Namun jika dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, lanjut Tri Karjono, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,27 persen.

"Dengan tingkat kemiskinan tersebut maka pada bulan September 2022 ada sebanyak 3,86 juta orang penduduk di Jateng yang berstatus miskin. Sebanyak 1,85 juta berada di daerah perkotaan dan selebihnya berada di wilayah perdesaan."

Angka kemiskinan tersebut diperoleh dari jumlah penduduk di Jateng yang konsumsi per kapita per bulannya berada di bawah garis kemiskinan.

Total konsumsi per kapita per bulan sebagai batas status miskin dan hampir miskin atau tidak miskin pada bulan September 2022 berada pada nominal Rp464.879 per bulan, dengan komposisi 75,19 persennya merupakan konsumsi makanan dan 24,81 persen adalah konsumsi non makanan.

Besaran pengeluaran per kapita per bulan sebagai ukuran garis kemiskinan ini meningkat 5,94 persen dibanding garis kemiskinan di bulan Maret 2022.

"Peningkatan ini antara lain diakibatkan oleh kenaikan harga-harga kebutuhan yang cukup tinggi di tahun 2022," jelas Tri Karjono.

Tertinggi Selama 8 Tahun Terakhir

Tri Karjono menjelaskan, bahwa inflasi di tahun 2022 merupakan yang tertinggi selama 8 tahun terakhir.

Tingginya inflasi di tahun lalu di antara sebab yang paling mencolok adalah penyesuaian harga BBM di bulan September dan kenaikan harga minyak goreng di awal hingga pertengahan tahun.

"Pengaruh inflasi tertinggi tahun lalu yang paling mencolok disebabkan oleh penyesuaian harga BBM di bulan September 2021 dan kenaikan harga minyak goreng di awal hingga pertengahan tahun 2022," ujarnya.

Sebagai akibat atau secara individu kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok warga juga mengalami peningkatan seperti cabe merah, telur ayam, gula pasir dan beras.

Walau belum cukup mengurangi angka kemiskinan, namun bantalan untuk melindungi daya beli masyarakat yang dilakukan pemerintah diperkirakan cukup untuk menahan agar angka kemiskinan tidak meningkat semakin tajam.

Di antaranya adalah BLT Rp150.000 selama 4 bulan, BSU Rp600.000 bagi pekerja berpenghasilan rendah maupun dukungan pemda melalui 2 persen DTU untuk perlinsos, penciptaaan lapangan kerja dan subsidi transportasi.

Usaha Ganjar Entaskan Kemiskinan

Dilansir Banjarnegaraku dan jatengprov.go.id, Gubernur Ganjar Pranowo terus berupaya mengentaskan kemiskinan penduduk Jateng.

Usaha Ganjar untuk menekan angka kemiskinan di Jateng antara lain:

Baca Juga: Djoko Setijowarno: Elektronic Road Pricing atau ERP adalah Kebijakan yang Sangat Tidak Populer

Beberapa program untuk menurunkan angka kemiskinan antara lain Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Tuku Lemah Oleh Omah atau Beli Tanah Dapat Rumah dan jambanisasi, listrik, hingga air.

Berbagai program juga terus digenjot seperti bantuan tunai dan non tunai, guna memberdayakan warga yang tidak dapat bekerja akibat pandemi.

Di awal 2020, tercatat 133.555 keluarga miskin Jateng mendapatkan bantuan sosial uang tunai sebesar Rp200.000 yang disalurkan melalui kantor pos, selama dua bulan.

Sejak tahun 2013 hingga tahun 2022, Pemprov Jateng telah merehabilitasi 1.041.894 RTLH di 29 kabupaten dan 6 kota.

Program ini merupakan hasil pendanaan dari APBD Jateng dan pihak swasta yang turut membantu seperti BAZNAS, CSR, dan filantrop.

Program Tuku Lemah Oleh Omah yang digulirkan Ganjar sejak tahun 2020, hingga kini telah banyak mewujudkan impian warga miskin untuk memiliki hunian sendiri.

Tercatat, pada tahun 2020 ada 200 unit. Tahun 2021 ada 186 unit dan tahun 2022 dibangun 253 unit. Sementara tahun 2023 akan dibangun 615 unit.

Pemprov Jateng juga telah melakukan perbaikan jamban atau jambanisasi kepada 35.000 lebih rumah di seluruh Jateng, serta mengoptimalkan ekonomi kerakyatan dengan telah merevitalisasi 79 pasar tradisional di Jateng.

Kartu Jateng Sejahtera (KJS) juga diluncurkan untuk 13 ribuan keluarga miskin non produktif yang belum tersentuh program kesejahteraan sosial dari pemerintah akan mendapatkan bantuan dana Rp200.000.

Tahun 2023, ada kebijakan penambahan dana bantuan keluarga miskin pemegang KJS Rp170.000. Sehingga pemegang KJS akan mendapatkan bantuan Rp370.000 secara bertahap.

Sebanyak 2.932 UMKM telah terdaftar di Lapak Ganjar dan mengalami peningkatan terhadap pendapatan dan penjualan produknya.

Demikian penduduk miskin Jateng bertambah, Ganjar : dikira menurun malah bertambah, bagaimana ini?***

 

Editor: Ali A

Sumber: BPS Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler