BANJARNEGARAKU.COM - SEMARANG - Isu terpanas di Kota Semarang saat ini adalah nasi goreng. Karena memang ada lomba membuat nasi goreng menjelang 17-an yang digelar Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita sibuk.
Tak kalah panasnya adalah, dalam sehari 2 truk mengalami kecelakaan di Jalan Raya Prof Dr Hamka, Ngaliyan, Kamis 3 Agustus 2023.
Di medsos, 2 kecelakaan yang menimpa truk di hari yang sama menjadi viral. Salah satunya diunggah oleh akun facebook @Johanes Christiono· Berikut narasinya:
Hari ini, Kamis (maksudnya, 3 Agustus 2023-red) terjadi dua kali kecelakaan yang semuanya melibatkan truk.
Pagi tadi ada truk kontainer yang diduga tak kuat menanjak. Sedangkan sore ini truk penuh muatan mengalami kecelakaan pada arah turunan. Semua di Silayur Ngaliyan Semarang.
Masyarakat pemakai jalan sudah jenuh dengan banyaknya laka yang hampir sebagian besar melibatkan truk angkutan berat. Lokasi laka kebanyakan di Silayur.
Baca Juga: Reuni Akbar Lintas Angkatan SMANSABARA, Bakal Ada IHAN BAND.. Lokasi di Alun-alun Banjarnegara
Infonya ada larangan lewat bagi truk pada pagi-petang. Nyatanya aturan itu tak pernah digubris. Sudah banyak korban di jalanan itu.
(Foto Pak Boedi dan Pak Fatkhur Rohman Al Amin, Pak Jaweer Jaweer)
Unggahan akun facebook @Johanes Christiono mendapat beragam tanggapan dari netizen.
@Sawet Tara Bae:
Beban yg tidak sesuai dgn topografi lokasi. Kalau dilihat dari tonase dalam container sy yakin tidak offer tonase. Krn container payload bisa 30 ton. Armada trailer yg dipakai sudah sesuai peruntukannya. Namun tidak adanya jalur khusus alat berat membuat jalan raya jadi lebih berbahaya.
Container & trailer sudah benar peruntukannya. Tidak termasuk ODOL. Utk tanjakan dan kemiringan tertentu, seyogyanya Armada minimum tahun & HP diatur secara benar.
Bila di langsir menggunakan truck lebih kecil, maka costly. Krn tenaga buruh load & unload lebih banyak gerakan.
Logistic cost jadi lebih tinggi. Inflasi akan menjadi cerita bersambung. Perlu penataan jalur logistik tanpa korupsi.
@Imam Ismoyo
Pertanyaannya: apakah Polsek Ngalian masih berfungsi?
@Yudho Sulistiyanto
Pokoknya setoran lancar, truck tronton bebas.
@Jaweer Jaweer
Larangan dr thn 2017 truk berat hanya boleh melintas pukul 23.00/05.00, dl ada plang larangan di dket LP, di dket Masjid Lawas, di pas sblm turunan silayur dan di dket Randu, tp skrg plang larangan itu trlihat gak ada
@Ditto 'trie' Agustian
Kasihan warga Mijen, mau ke kota jalurnya tengkorak semua. Bukan karena angker, tapi karena human error.
@Ikhlas Ramadhan
Harusnya ini menjadi perhatian serius Pemkot Semarang, warga sgt miris ktka lwt disitu krn jam operasionalnya pada di langgar, smtra polisi malah sering operasi di daerah bawah, spt gak ada pedulinya, walkotnya sekalipun jg gak pernah cari solusi, apakah harus menunggu korban klrga pejabat baru viral, trus baru ada solusi utk warga?
@Satria Arsyila
Ngapunten pemangku kepentinganNya lg sibuk bikin nasi hoyeng (maksudnya nasi goreng-red)
@Teguh Budi Raharjo
Ayo bikin nasi goreng sajaaa....
@Diajeng Dewi
Mending masak nasgor ga sih
@Alex Indra
Seharusnya kawawan industri jgn didrh atas, karena resiko truk bertonase besar tidak kuat nanjak.
Menanggapi 2 kejadian kecelakaan di hari yang sama, yakni Kamis 3 Agustus 2023 di Jalan Raya Prof Dr Hamka, Ngaliyan, Semarang atau lebih dikenal dengan turunan Silayur, Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat menyatakan polisi harus tegas.
"Polisi harus tegas, kejadian seperti ini (kecelakaan truk) sudah berkali-kali. Bagaimana ini polisi, kejadian kecelakaan truk bertubi-tubi di turunan Silayur Ngaliyan Semarang," katanya.
Baca Juga: Usai Anies Temui Susi Pudjiastuti, KPP Diisukan Retak, NasDem Buka Suara
Djoko Setijowarno, akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang menyebutkan bahwa sopir atau pengemudi truk hanyalah tumbal dari orang-orang yang serakah. Baik oknum pengusaha dan oknum pejabat yang membolehkan truk melintas pada jalur di jam yang bukan peruntukannya.
"Kalau di setiap kecelakaan truk, sopirnya tewas, maka keluarga yang ditinggalkan akan merana. Kalau di setiap kecelakaan truk, melibatkan kendaraan lain, terlebih lagi ada korban baik luka maupun meninggal, sopir truk akan jadi tersangka dan masuk penjara. Anak dan istri pun akan merana, karena tulang punggung keluarga mereka sedang dipenjara."
Djoko Setijowarno mengkhawatirkan lama kelamaan orang tidak mau bekerja sebagai sopir truk. Padahal sopir truk selama ini adalah salah satu anak rantai ekonomi dari Sabang sampai Merauke.
"Kalau sudah tidak ada lagi yang mau menjadi sopir truk, pengusaha bisa apa? Karena selama ini kebanyakan sopir-sopir truk menjadi tumbal keserakahan mereka," tegasnya.
Djoko Setijowarno juga menyesalkan akan hilangnya rambu larangan truk lewat pada jam tertentu di Jl Prof Dr Hamka, Ngaliyan, Semarang. Bekas beton cor untuk penguat tiang rambu larangan untuk truk itu masih ada, namun oleh oknum yang tidak bertanggungjawab tiangnya sudah dipotong dan disisakan 15 cm.***