Kondisi Iklim yang Tidak Tentu, Dinas Pertanian Kenalkan Climate Smart Agriculture 'CSA'

- 25 Juni 2022, 08:23 WIB
Kondisi Iklim yang Tidak Tentu, Dinas Pertanian Kenalkan Climate Smart Agriculture 'CSA'
Kondisi Iklim yang Tidak Tentu, Dinas Pertanian Kenalkan Climate Smart Agriculture 'CSA' /Teguh/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU - Program Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang diinisiasi Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) optimis mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman.

Kondisi iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini, Dinas Pertanian melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gombong sosialisasikan CSA.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margi Mulyo Desa Klopogodo yang terdiri dari Kelompok Tani (Poktan) Werdidadi dan Gododadi mendapat pengenalan CSA untuk demplot tanaman kacang hijau.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Balai pertanian dan pangan (BPP) Kecamatan Gombong, Kebumen melakukan sosialisasi pengenalan CSA dan Simurp kepada gapoktan Margi Mulyo Desa Klopogodo.

Sosialisasi tentang Strategy Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) dilakukan oleh Cipwiyadi, A. Md dan Rofingi.

"Simurp merupakan program terpadu antara PUPR dan Dinas Pertanian yang bersumber dari Bank Dunia terkait program sarana saluran irigasi," ungkap Cipwiyadi.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

"Kecamatan Gombong terdapat 24 kelompok tani yang mendapat demplot untuk tanam kacang hijau paska musim tanam dua ini," tambahnya.

Program CSA untuk demplot kacang hijau gapoktan margi mulyo Desa Klopogodo dibagi menjadi dua poktan yaitu Werdidadi dan Gododadi, dimana masing-masing poktan terdiri dari 25 orang.

Baca Juga: Happy Weekend! Ini Jadwal Nonton Bioskop Film Horor The Black Phone, Sabtu 25 Juni 2022 di Banjarnegara

Bantuan bibit kacang hijau untuk satu hektar sebanyak 20 kg dengan sistem tanam jajar legowo 2-1 atau 4-1. Program CSA diagendakan tiga kali pertemuan yaitu sebelum tanam, setelah tanam dan setelah panen.

Pertemuan pertama sebelum masa tanam kacang hijau dikenalkan apa itu CSA yang disampaikan oleh Suharjo, Hadiyati Nur Rohman, S.P dari BPP Kecamatan Gombong.

Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim mendukung ketahanan pangan nasional dalam kondisi perubahan iklim.

Baca Juga: Pahami! Jangan Salah Pemahaman Prihal KBaca Juga: Babak Baru Konflik Cak Imin dan Yenny Wahid Ramai di Media Sosial, Begini Selengkapnyaurban Idul Adha, Wajib Tahu Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Pertanian Cerdas Iklim merupakan sebuah pendekatan yang mentrasformasikan dan mengorientasikan ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan.

Sehingga keduanya (sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan) mendukung pertanian berkelanjutan yang dapat memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim.

"Upaya ini sekaligus dapat meningkatkan hasil mata pencaharian pedesaan lokal melalui diversifikasi peningkatan produksi pertanian," ungkap Suharjo.

Baca Juga: Happy Weekend! Jadwal Nonton Bioskop dan Sinopsis Film Keluarga Cemara 2, Sabtu 25 Juni 2022, di Banjarnegara

Simurp merupakan upaya strategi Pemerintah untuk mengantisipasi dampak negative perubahan iklim global melalui pelaksanaan pembangunan Pertanian Cerdas Iklim atau CSA.

Dampak yang terjadi dari fenomena perubahan iklim salah satunya di Vietnam, dengan adanya perubahan iklim petani harus bisa beradaptasi serta nantinya akan berdampak pada produksi pertanian.

Baca Juga: Unik! Cara Petani Desa Dermasari Usir Hama Tikus, Salah Satunya Tancapkan Blukang di Lahan Pertanian

Contoh lain yaitu di Indonesia terbakar luas lahan yang seluruhnya mencapai 857 hektar dan ratusan hektar tanaman padi diserang hama wereng.

Perubahan iklim yang ekstrim ini akan mempengaruhi kegiatan budidaya pertanian yang menyebabkan penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil pertanian sehingga berpengaruh dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Sedekah Ternyata Tidak Harus Uang, Kerjakan Ini Pahala akan Berllipat Ganda, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Permasalahan yang sama juga terjadi di berbagai negara sehingga dapat berpengaruh pada harga dan pasokan pangan nasional, regional dan internasional.

Hal ini akan berakibat terhadap pembatasan ekspor negara penghasil pangan untuk mengamankan ketahanan pangan negara masing-masing.

Untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim, Pemerintah telah menyusun strategi untuk mengatasi persoalan dan ancaman dampak perubahan iklim, baik mitigasi maupun adaptasi.

Baca Juga: Resmi! FIFA Umumkan Jadwal Piala Dunia U20 di Indonesia, Catat Tanggalnya

Terdapat empat pilar untuk ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, penggunaan pangan, dan kestabilan pangan.

Adupun tujuan CSA adalah untuk meningkatkan produksi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan intensitas pertanaman, menurunkan gas rumah kaca (GRK), mengajarkan budidaya yang tahan terhadap dampak negative iklim.

Baca Juga: Subhanallah! Amalan Jariyah Seorang Istri, Kaum Hawa Wajib Tahu Pahalanya Tidak Terputus

Teknologi CSA pada padi diantaranya penentuan waktu tanam berdasarkan kalender tanam, penggunaan bahan organic (pupuk organic & MOL).

"Tidak hanya itu pemupukan berimbang menjadi salah satu faktor penyebabnya," ungkap Hadiyati Nur Rohman, S.P.

Baca Juga: Babak Baru Konflik Cak Imin dan Yenny Wahid Ramai di Media Sosial, Begini Selengkapnya

"Selian itu, penggunaan bibit unggul yang tahan cekaman atau rendah emisi, sistem jajar legowo,"

"bibit tanaman yang usianya terlalu muda, sistem tanam dua sampai tiga bibit per lubang, pengendalian hama terpadu, teknologi irigasi intermitten, dan pengukuran emisi gas rumah kaca," tambahnya.***

 

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x