Canangkan Tahun Wakaf, Prof M Nuh: Wakaf untuk Kemandirian Umat

- 9 Desember 2023, 20:51 WIB
Pengukuhan Pengurus Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) masa kerja 2023-2026
Pengukuhan Pengurus Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) masa kerja 2023-2026 /Dwi Widiyastuti/Dokumen Pribadi

"Itulah yang dinamakan transformasi nilai," kata Prof M Nuh.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia (22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014) itu menambahkan, bahwa mungkin apa yang kita lakukan di dunia terlihat sederhana, tapi nanti bisa ada transformasi nilai yang luar biasa di dunia selanjutnya, yakni di alam barzakh.

"Yang kita lakukan terlihat sederhana di dunia, tapi nilainya menjadi luar biasa di alam akhirat. Itulah mata rantai perwakafan."

Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya (2003–2006) itu mengajak seluruh pengurus perwakilan BWI di Jateng untuk bersyukur.

"Bersyukur untuk apa? Bersyukur karena bisa bersyukur. Karena sangat sedikit hamba Allah yang bisa bersyukur. Juara itu selalu sedikit. Yang namanya imam itu sedikit daripada makmum. Kalau mau jadi juara, harus memegang konsep syukur," kata M Nuh yang kini menjadi dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Biomedik, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Dikisahkan pula oleh Prof Nur tentang perjalanan hidup. Hidup diawali di alam ruh, ditanya, alastu birabbikum, waktu itu kita menjawab "Iya Tuhanku". Kemudian di alam rahim, di alam dunia, kemudian mati di alam barzakh, hingga alam pembalasan masuk surga atau neraka.

"Yang penting di setiap fase kehidupan kita memiliki bekal. Bisnis yang untungnya tebal itu ternyata wakaf, bekal kita di akhirat kelak."

Baca Juga: Eks Karesidenan Banyumas Juara Umum, PGRI Banjarnegara Sumbang Tiga Piala

Prof M Nuh mengibaratkan manusia sedang dalam perjalanan menuju Arab Saudi, maka wajib membawa bekal mata uang real. Kalau tujuannya ke Eropa ya wajib bawa bekal mata uang Euro.

"Siapa yang menetapkan? Yang menetapkan bank sentral masing-masing negara itu. Jadi logikanya kalau kita ke alam barzakh alam akhirat apa bekalnya? Siapa yang menetapkan? Ya tentu Allah dan Rasulnya. Kalau kita tak bawa bekal, ya kita jadi pengemis di sana," ujarnya.

Halaman:

Editor: Dwi Widiyastuti

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah