Rajin Puasa tapi Sering Menyakiti Tetangga, Ingat Ada Ancamannya Ini Kata Ustadz Abdul Somad

19 Desember 2022, 16:04 WIB
Ustadz Abdul Somad soal warisan atau membedah Ilmu faraid /Ega Wahyu P/

BANJARNEGARAKU.COM - Ibadah puasa seharusnya menjadi benteng terakhir manusia agar dapat menahan diri terhadap hal-hal yang dilarang dalam agama.

Ibaratnya, kalau makan dan minum saja tidak diperbolehkan saat berpuasa, apalagi berkata kasar, berprasangka buruk atau menyakiti hati orang lain.

Namun demikian, masih ada saja umat yang berpuasa sementara dirinya menyakiti hati tetangganya, baik dengan ucapan, perbuatan maupun ketetapannya dalam mengambil suatu keputusan.

Baca Juga: Argentina Rebut Juara Piala Dunia 2022, Prancis Harus Rela jadi Runner up setelah Kalah di Qatar

Dilansir Banjarnegaraku.com dari kanal Youtube Petuah Satu Menit, Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa orang yang berpuasa atau senantiasa beribadah tetapi menyakiti tetangga atau hati orang lain, akan mendapat ancaman yang mengerikan.

“Kalau nabi sedang ceramah turun rahmat Allah, tapi saat itu kata nabi rahmat tidak turun. Karena ada orang yang memutuskan silaturahim,” ujar UAS.

Bahkan pada zaman nabi saja, ketika ada orang yang memutuskan silaturahim dengan sesamanya, rahmat Allah Swt tidak turun kepada kelompok tersebut.

Baca Juga: Perdana! Bupati Husein Panen Melon Golden Aroma, 'Aja Demenyar'

Apalagi zaman sekarang yang sudah lebih dari seribu tahun nabi tiada, jangankan rahmat, justru azab dan bala’ yang akan menghampiri manusia ketika dia bersikap jahat kepada tetangga maupun saudaranya.

Setidaknya ada tiga hal yang didapat ketika seseorang menyakiti orang lain, terlebih tetangganya, di antaranya adalah sebagai berikut.

Tidak dapat rahmat

Rahmat merupakan bentuk kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya. Orang yang mendapatkan rahmat, hidupnya akan tenang, damai dan bahagia.

Baca Juga: Innalillahi, Warga Plumbungan Banjarnegara Ditemukan Meninggal Dunia di Sungai Merawu

Berlaku pula sebaliknya, jika rahmat itu tidak meliputi kehidupannya, maka kegelisahan, kegalauan dan segala macam bentuk hambatan akan selalu ada.

Rahmat dapat berbentuk dalam banyak hal, baik itu pahala, ampunan dosa, perlindungan, kesehatan, kemudahan, kemurahan rezeki dan segala hal yang konotasinya pada aspek kemanusiaan dan ketuhanan.

Orang yang menyakiti tetangga hingga memutuskan silaturahim tidak akan mendapat rahmat dari Allah Swt. Boleh jadi putusnya silaturahim itu menyebabkan hidupnya sulit, sempit dan tidak tenang.

Baca Juga: Daftar PPS untuk Pemilu 2024, Ini Syarat dan Dokumen Lengkap yang Harus Dipenuhi

Tidak dikabulkan doa

Allah Swt itu mengabulkan semua doa. Tetapi orang yang selalu menyakiti tetangga hingga memutuskan silaturahim, maka dosa itu yang menjadi penghalang terkabulnya doa.

Untuk mendapatkan kembali kesempatan dikabulkannya doa, maka seorang muslim hendaknya senantiasa memperbaiki hubungannya dengan tetangga, kerabat dan saudaranya.

Tidak masuk surga

Orang yang memutuskan silaturahim dijamin oleh nabi tidak akan masuk surga. Hal ini menujukkan bahwa hubungan dengan sesama manusia tidak kalah pentingnya dengan ibadah kepada Allah Swt.

Jika berdosa kepada Allah cukup dengan memohon ampunan, perbanyak istighfar dan bertobat, tetapi dengan manusia perlu meminta maaf dan kerelaan dari orang yang dizalimi. Semoga bermanfaat.***

Editor: Nowo Sarwidi, S.Pd

Sumber: YouTube Petuah Satu Menit

Tags

Terkini

Terpopuler